Kamis 15 Oct 2015 21:45 WIB

Adhyaksa Dault Belum Pasti Maju Pilgub DKI 2017

Rep: c26/ Red: Indira Rezkisari
 Sejumlah atlet yang tergabung dalam Ikatan Atlet Nasional Indonesia (IANI) dan musisi senior mendukung Adhyaksa Dault untuk maju sebagai calon Gubernur Ibukota DKI Jakarta, Jumat (9/10).  (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Sejumlah atlet yang tergabung dalam Ikatan Atlet Nasional Indonesia (IANI) dan musisi senior mendukung Adhyaksa Dault untuk maju sebagai calon Gubernur Ibukota DKI Jakarta, Jumat (9/10). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama-nama seperti Adhyaksa Dault, Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, hingga Tri Rismaharini digadang-gadang menjadi penantang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam pemilihan gubernur (Pilgub) DKI 2017. Meski begitu, belum ada yang secara pasti mendeklarasikan siap bertarung menjadi orang nomor satu di Ibu Kota.

Ketua Kwartir Nasional Pramuka, Adhyaksa Dault juga menjadi salah satu nama yang mencuat. Namun ia belum memastikan keikutsertaannya menjadi salah satu kandidat. Saat ini kekuatan hanya sebatas dukungan yang mengalir dari tim pendaulatan.

"Jadi gini, ini kan amanah. Desakan dari pendaulatan kepada saya. Tapi saya belum memastikan akan maju," katanya, Kamis (15/10).

Adhyaksa menuturkan dirinya banyak disebut menjadi calon merupakan desakan yang bermula dari pendaulatan yang dideklarasikan tokoh agama pada 20 Setember 2015 lalu. Berlanjut dukungan kuat dari para atlet Indonesia.

Ia mengaku belum memutuskan resmi maju. Semuanya tergantung pada dukungan tim pendaulatan yang akan memastikan.

Pasalnya, belum ada partai politik yang juga meminang dirinya untuk diusungkan menjadi calon. Selain itu ia juga belum berminat maju lewat jalur independen seperti Ahok yang mantap berani maju tanpa partai.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement