REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- University of New South Wales, Sydney membatalkan usulan bersama bagi seorang dokter ahli kanker terkenal untuk menjadi profesor setelah yang bersangkutan mengaku bersalah melakukan penganiayaan seksual terhadap seorang dokter yang lebih muda.
John Kearsley pekan lalu mengaku bersalah memberi obat bius kepada seorang dokter perempuan berusia 32 tahun dan kemudian menggerayangi tubuhnya.
Meskipun gelar untuk dokter berusia 63 tahun itu bersifat akademis, dan Kearsley tidak dipekerjakan olen UNSW, seorang juru bicara universitas tersebut mengatakan pernyataan bersalah membuat kedudukan dokter tersebut bertentangan dengan kode etik universitas.
Jumat (16/10), Dewan Medis New South Wales membekukan izin praktik Kearsley.
Kearsley memasukkan obat bernama benzodiazapines ke dalam gelas minuman anggur sang dokter ketika dia berkunjung ke rumahnya di Glebe di Sydney untuk jamuan makan malam.
Di pengadilan Distrik NSW, Kearsley mengaku bersalah menggunakan bahan yang bisa menimbulkan mabuk untuk melakukan tindak kekerasan dan penganiayaan seksual.
Dalam pernyataan bersama yang disetujui oleh pihak kejaksaan dan pengacara Kearsley Tony Bellanto QC disebutkan Kearsly mengundang tamunya ke apartemennya untuk mendiskusikan program mentor, dan ujian yang akan dijalani oleh dokter muda tersebut.
"Pelaku selalu mengatakan dia tidak banyak ingat mengenai kejadian tersebut, namun mengatakan sesaat sebelum mereka duduk untuk makan malam, dia memasukkan tablet Ativan ke dalam gelas anggur yang mereka minum," kata pernyataan tersebut.
Kearsley akan dihukum Februari nanti dan bisa dijatuhi hukuman maksimal 25 tahun penjara. Kearsley adalah salah satu ahli kanker terkenal di Australia dan mendapatkan gelar doktor di 1992.
Dia adalah pendirii Institut Kanker Prostat dan sudah menyumbangkan sekitar 150 penerbitan jurnal, dan terlibat dalam pengumpulan dana bagi rumah sakit di Sydney selama 15 tahun terakhir.