REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Untuk melawan ISIS, kandidat presiden Partai Republik Donald Trump, mengaku mempertimbangkan rencana menutup masjid-masjid di AS. Komentar itu mendapat kecaman dari sebuah kelompok advokasi Muslim AS.
"Donald Trump jelas bersedia untuk menutup masjid-masjid di Amerika Serikat, dengan dalih kelompok ekstrimis sangat tidak sejalan dengan konstitusi dan prinsip yang dihargai di AS tentang kebebasan beragama," kata Robert McCaw, Manager Bidang Pemerintahan di Dewan Hubungan Islam-Amerika, seperti dilansir Anadolu Agency, Kamis (22/10).
McCaw menuturkan pemerintah tidak berhak memutuskan keyakinan apa yang dapat diterima di Amerika Serikat. Donald Trump mengungkapkan inisiatif anti-ISIS seperti pemerintahan Inggris, dengan pembatalan paspor dan menutup masjid yang ada di AS.
"Saya akan melakukan itu, sungguh, saya pikir itu sangat bagus," kata Trump terkait usulan untuk menutup masjid di AS.
Dalam pernyataannya, McCaw meminta Trump untuk memperjelas apa yang dimaksud dan untuk menjelaskan kriteria apa yang digunakan sampai bisa memutuskan untuk menutup masjid.
Peran Islam di AS telah menjadi salah satu isu panas dalam pemilihan presiden dari Partai Republik.
Pada September, calon presiden dari Partai Republik Ben Carson mengatakan Islam tidak sejalan dengan Konstitusi AS, dan ia tidak akan mendukung presiden Muslim. Pernyataan Carson selang beberapa hari setelah Donald Trump mengeluarkan pernyataan yang tidak kalah kontroversial.