Jumat 23 Oct 2015 12:13 WIB

Pelajar Kota Santri Ingin Ajaran Agama yang Menyesatkan Dicegah

Rep: c 10/ Red: Indah Wulandari
Ribuan siswa SMAN 5 Tasikmalaya melakukan shalat minta hujan (Istisqa) di lapangan Sekolah di Jalan Pentapel, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (16/10).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Ribuan siswa SMAN 5 Tasikmalaya melakukan shalat minta hujan (Istisqa) di lapangan Sekolah di Jalan Pentapel, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (16/10).

REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Sejumlah pelajar yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima Persis) berdemonstrasi di Jalan KHZ Mustofa depan Tugu Adipura Kota Tasikmalaya, Jumat (23/10).

Mereka menuntut pemerintah setempat untuk lebih menjaga negara dan agama dari ancaman paham-paham yang menyesatkan.

Koordinator Aksi, mahasiswa semester tiga jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Galuh (Uniga) Ciamis, Nanang Indrawan menuntut pemerintah setempat untuk menegakkan peraturan daerah syariah yang telah dibuat.  

"Perda jangan hanya asal dibuat tanpa ditegakkan, pemerintah dan masyarakat harus bersatu menjaga agama Islam dan negara Indonesia dari aliran yang tidak benar," kata Nanang kepada Republika.co.id.

Nanang juga sangat menyayangkan Tasikmalaya yang dikenal sebagi Kota Santri, pemerintahannya tidak dapat menjaga kota dari ajaran-ajaran yang tidak baik.

"Kalau bisa pemerintah menjaga dan jangan sampai ada aliran yang menyesatkan di Kota Santri," ujar Nanang.

Nanang juga mengaku pernah bertemu wali kota membahas masalah aliran yang tidak benar ada di Kota Tasikmalaya. Tapi, sampai saat ini tidak ada tanggapan dan kelanjutannya.

Sehingga Hima Persis membawa kaum akademisi gabungan dari beberapa pelajar yang terbiasa kritis terhadap lingkungan keislaman untuk melakukan aksi demonstrasi di Tugu Adipura.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement