REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ardias Pratama, bocah sepuluh tahun masih belum sadarkan diri usai operasi amputasi seluruh kaki kiri dan sebagian kaki kanan di ruang ICU RS UKI Jakarta. Kondisi Ardias sudah jauh lebih baik setelah mengalami kecelakaan tragis terlindas truk pasir di Cibitung, Ahad (18/10) pekan lalu.
Orang tua Ardias, Ucin Rukmana, 37 tahun sang Ayah dan Nunung Nurseha 33 tahun sudah berusaha ikhlas melihat kondisi anak sulungnya setelah operasi amputasi kaki.
Ketika ditemui Republika.co.id di RS UKI, Sabtu (24/10), Ucin mengungkapkan ia dan sang istri berusaha menerima kondisi Ardian setelah seluruh kaki kirinya dari pergelangan paha dan kaki kanan dari betis diamputasi.
Seluruh kaki kiri dan sebagian kaki kanan Ardias memang hancur akibat terlindas truk pasir ketika sedang bermain sepeda di rumahnya di kampung Rawa Citra, Cibitung, Cikarang Barat. Upin menceritakan saat itu Ardias bersama temannya sedang bergoncengan sepeda.
Namun nahas ketika di jalan kecil masuk kawasan perumahan, Ardias terjatuh dan temannya sempat melompat sebelum akhirnya truk pasir melewati mereka dan melindas kaki kiri dan kanan Ardias.
"Kaki kanan dari betis ke bawah terlindas ban depan dan kaki kiri hancur terlindas ban belakang," ungkap Syarifuddin 45 tahun menimpali.
Syarifuddin yang juga Paman Ardias mengatakan amputasi dilakukan untuk seluruh kaki kiri dari bagian paha. Kemudian kaki kanan hanya dari bagian betis ke bawah. Tapi yang juga ikut memprihatinkan adalah sebagian organ kemaluan juga harus dioperasi.
"Kita sudah berharap yang terbaik, kedua orang tua sudah bisa menerima. Tapi Ardias belum mengetahui kondisi fisiknya. Ini yang kita sedang pikirkan untuk menyampaikan kepadanya," katanya..
Ardias Pratama masih duduk di kelas 5 SD Telaga Asih Cibitung. Kondisi fisik Ardias ini sebelumnya membuat kedua orang tua hampir putus asa dan berpikir untuk mengikhlaskan kehidupan anak sulungnya. Untuk operasi Ardias menghabiskan biaya mencapai lebih dari Rp 70 juta.
Kedua orang tua Ardias hanya pedagang kelontong yang bahkan tidak memiliki BPJS untuk biaya pengobatan anaknya. Namun setelah melihat Ardias sempat sadar dan punya kesempatan hidup, kedua orang tua ingin penyembuhan bagi Ardias. Ia berharap ada bantuan uluran tangan untuk melanjutkan proses operasi dan medis Ardias hingga sembuh.