Senin 26 Oct 2015 11:44 WIB

570 Desa di Jatim Kekeringan

Rep: Andi Nurroni/ Red: Esthi Maharani
Kekeringan
Foto: Antara
Kekeringan

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sebanyak 570 desa di Jawa Timur mengalami kekeringan terkategori kritis. Jumlah desa kering kritis diprediksi terus bertambah jika hujan tidak kunjung turun di provinsi paling miskin air di Pulau Jawa tersebut.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Achmad Robiul Fuad menyampaikan, ke-570 desa tersebar di 26 kabupaten. Fuad memetakan, daerah yang paling parah dilanda kekeringan adalah Pulau Madura, Jawa Timur bagian timur (Tapal Kuda) dan Jawa Timur bagian selatan.

Kekeringan tersebut, menurut Fuad, menyebabkan krisis air bersih bagi masyarakat. Untuk itu, menurut Fuad, salah satu fokus kerja BPBD adalah mendistribusikan air bersih untuk warga yang tinggal di daerah terdampak kekeringan.

“Kami mendistribusikan air bersih melalui kerjasama dengan PDAM setempat. Selain itu, kami juga terus memperbanyak sumur bor,” ujar Fuad, Senin (26/10).

Fuad melaporkan, pembuatan sumur bor di daerah-daerah rawan kekeringan sudah dilakukan sejak satu-dua tahun ke belakang. Sebanyak 10 sumur bor yang dibuat tahun lalu, ia mencontohkan, sudah bisa digunakan musim kemarau tahun ini.

Sementara tahun ini, kata dia, Provinsi Jawa Timur kembali menyalurkan dana untuk penambahan 10 fasilitas sumur bor baru, dengan nilai masing-masing Rp 200 juta per sumur. Pengerjaan sumur bor, menurut Fuad, memakan waktu bervariasi, tergantung kondisi medan dan kedalaman yang dibutuhkan.

“Satu sumur bor, rata-rata (kedalamannya) 80-130 meter. Satu sumur bor, umumnya dikerjakan lebih dari satu bulan,” kata Fuad.

Fuad menyampaikan, untuk menanggulangi dampak kekeringan, Pemprov Jawa Timur dan pemerintah kabupaten yang dilanda kekeringan patungan mengalokasikan anggaran. Pemprov Jawa Timur sendiri, kata dia, setiap tahun mengalokasikan Rp 100 milar dalam pos Belanja Tidak Terduga (BTT), yang sedia digunakan untuk penanganan bencana.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement