Senin 26 Oct 2015 16:22 WIB

Mengapa Iman Muslimah Turun saat Haid?

Menstruasi dipengaruhi oleh otak, jika stres bukan tak mungkin jadwal datang bulan pun berantakan.
Foto: Prayogi/Republika
Menstruasi dipengaruhi oleh otak, jika stres bukan tak mungkin jadwal datang bulan pun berantakan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada sebagian Muslimah yang menganggap masa haid merupakan 'cuti ibadah'. Akibatnya, situasi tersebut menyebabkan iman Muslimah alami penurunan sedikit demi sedikit.

Seperti dikutip buku Amalan 24 Jam Wanita Haid, karya Fahrur Muis, ada beberapa faktor yang mempengaruhi turunnya iman wanita haid.

Pertama, kurang ilmu. Menurut Fahrur, masalah ini terjadi karena ada anggapan yang tidak disertai pengetahuan yang cukup soal kondisi yang dihadapi Muslimah. Anggapan yang muncul seperti pada masa haid ibadah yang dilakukan terbatas pada wudhu, shalat, iktikaf, puasa, umrah, dan haji.

"Padahal pengertian ibadah tak sesempit itu," kata dia.

Mengutip apa yang dikatakan Ibnu Taimiyah, Fahrur menjelaskan, ibadah adalah seluruh perkara yang dicintai dan diridhai Allah, baik perkataan maupun perbuatan yang lahir dan batin. Dengan memahami makna ibadah ini, Muslimah tentu tidak kehabisan peluang untuk beribadah ketika haid.

"Jadi, haid bukan alasan untuk meninggalkan ibadah kepada Allah secara mutlak," kata dia.

Wanita haid masih berpeluang melaksanakan ibadah yang lain, seperti ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Mencintai Allah, takut kepada Allah, berhadap kepada Allah, tawakal kepada Allah, dan merasa diawasi Allah.

Kedua, tidak berzikir. Menurut Fahrur, zikir bagi hati laksana air bagi ikan. Seperti dinukil dari hadist riwayat Bukhari, Rasulullah bersabda perumpamaan orang berzikir kepada Allah dengan orang tidak berzikir itu seperti orang yang hidup dan mati. "Tidak ada larangan bagi wanita haid untuk berzikir kepada Allah dan menyebut nama-Nya, baik dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring," kata dia.

Dengan demikian, lanjutnya, haid tidak menghalangi kaum wanita untuk berzikir dan berdoa kepada Allah. Karena itu, hendaklah Muslimah selalu mengingat Allah ketika haid agar iman tak turun.

Ketiga, selalu berbuat dosa. Fahrur mengatakan, dosa pada diri seseorang disebabkan dua hal, yakni meninggalkan perintah dan menjalankan larangan-Nya. Demikian pula pada kondisi keimanan Muslimah ketika haid, jika merek alali dari zikir kepada Allah dan lalai dari melaksanakan ketaatan maka nafsunya akan memerintahkan kepada keburukan dan dosa.

"Sudah sepatutnya, wanita yang sedang haid menghindari segala jenis perbuatan dosa. Seperti, ghibah, membuka aurat, berbohong, berbangga diri, berbuat zalim, tamak, dan memakan harta yang haram. "Hal ini sangat penting untuk diperhatikan," kata dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement