REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pemadaman lampu listrik di wilayah Lampung semakin parah, sebulan terakhir. Defisit daya listrik PT PLN Distribusi Lampung, berdampak terjadi mati lampu pada siang dan malam setiap hari, selama tiga jam.
Pada Senin (26/10) siang, warga yang tinggal di kawasan Kecamatan Tanjungkarang Barat, Kecamatan Kemiling, dan Kecamatan Wayhalim, harus menerima kenyataan mati lampu. Padahal, Ahad (25/10) malam harinya, kawasan ini sudah mati lampu selama tiga jam sejak petang.
"Mati lampu sekarang setiap hari dan setiap malam. Paling cepat menyala lagi setelah tiga jam mati lampu," kata Supriyatna, warga Kemiling. Ia mengaku kesal dengan PLN yang tidak berubah memadamkan lampu listrik sudah sebulan terakhir.
Menurut dia, mati lampu sekarang lebih parah dari sebelum-sebelumnya. Biasanya, ujar dia, mati lampu hanya waktu beban puncak menjelang Maghrib atau waktu Subuh. Tapi, sekarang, mati lampu terjadi setiap hari siang dan malam.
Pemadaman liistrik tidak menentu waktunya ini, membuat pemilik usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), harus menanggung rugi. Pasalnya, mereka tiidak bisa menggunakan alat elektronik untuk mengolah bahan makanan, karena mati lampu..
"Kalau sudah mati lampu, jadwal masak tertundak, dan akhirnya waktu dagang ikut molor. Jadi, rugi karena mati lampu setiap hari," kata Herlin, pemilik UMKM makanan jadi. Ia terpaksa mengistirahatkan pegawainya, karena tidak dapat menggunakan alat elektronik untuk memasak.
Deputi Manajer Distribusi PT PLN Distribusi Lampung, Alam Awaludin, mengatakan saat ini kondisi kelistrikan di Lampung siang dan malam defisit daya 79 megawatt (MW). Untuk mengatasi kekurangan daya lisrik secara cepat, ia mengatakan bila hujan turun.
Pasalnya, defisit daya listrik di Lampung karena dua PLTA di Lampung tidak mampu berproduksi daya listrik secara maksimal, karena debit airnya menurun karena musim kemarau.