REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Suriname, Dominicus Supratikto mengaku memerlukan guru Bahasa Jawa di Suriname. Bahasa Jawa saat ini jarang digunakan masyarakat setempat.
"Sekarang generasi Suku Jawa tinggal sedikit dan Bahasa Jawa sudah sangat jarang dipergunakan. Kami memerlukan guru bahasa," ujarnya kepada wartawan di sela pertemuannya dengan Gubernur Jatim Soekarwo di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (26/10).
Menurut dia, saat ini para pemuda di Suriname lebih sering dan suka menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari. "Bahasa Jawa sudah sangat jarang dipergunakan generasi muda, karena saat ini merupakan era kompetitif. Makanya itu kami memerlukan Guru Bahasa Jawa," ucapnya.
Ia mengakui di negara berpenduduk sekitar 500 ribu jiwa itu sangat terbuka dengan bangsa asing, seperti saat ini banyak sekali bangsa dari luar negeri membuka bisnis kecil-kecilan. "Semisal, membuka toko kelontong dengan pegawai lima orang. Kegiatan itu sudah dianggap bahwa orang tersebut sebagai pengusaha dan sudah bisa mendapatkan kartu tanda penduduk," tuturnya.
Pihaknya mengaku sangat mengharapkan dukungan dari Pemprov Jatim untuk menjalin kerja sama antara Jawa Timur dan Negara Suriname untuk masa ke depan di berbagai bidang. "Oleh karena itu Suriname menginginkan akan adanya pembukaan lahan yang ditanami kelapa sawit, kemudian sektor tambang juga masih perlu untuk digali, misalnya bauksit," tegasnya.
Sementara itu, Soekarwo menyambut positif maksud kedatangan duta besar beserta sejumlah pengusaha yang menginginkan untu menjalin kerja sama. "Kami ingin melihat bidang apa saja yang dapat dilakukan oleh para pengusaha Jawa Timur di Suriname. Kalau sudah mendapatkan gambaran tentunya akan lebih mudah untuk melakukannya," kata Pakde Karwo, sapaan akrabnya.