REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bencana kabut asap masih melanda sebagian besar wilayah Indonesia, khususnya di Sumatra dan Kalimantan. Beberapa daerah telah menyediakan tempat evakuasi, namun baru sebagian warga memanfaatkannya.
Dari data BNPB, tercatat, penderita inspeksi saluran pernapasan akut (ISPA) sejak Juli hingga saat ini mencapai 505.527 jiwa.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho memastikan sejumlah Pemda telah menyiapkan tempat evakuasi bagi warganya.
"Ada yang membangun rumah singgah atau tempat evakuasi di gedung-gedung Pemda, seperti Kota Pekanbaru, Palangkaraya, Bengkalis, Palembang, Katingan dan lain-lain," kata Sutopo saat dihubungi, Selasa (27/10).
Beberapa non-government organization (NGO) dan relawan, lanjut Sutopo juga telah mendirikan rumah singgah yang dilengkapi pembersih udara, pelayanan kesehatan, obat-obatan, dan tenaga medis.
Namun, Sutopo mengakui bila pada umumnya masyarakat belum bersedia berkunjung. Menurut dia, hal tersebut dikarenakan lokasinya yang jauh dan merasa tetap nyaman di rumahnya.
"Warga juga beralasan mereka harus tetap bekerja dan melakukan kegiatan rutin. Ini adalah salah satu ciri khas masyarakat kita yang memiliki keterikatan terhadap tempat tinggalnya (place attachment)," ujar Sutopo.
Ia menambahkan, masyarakat juga enggan untuk dievakuasi ke tempat yang lebih jauh dengan berbagai alasan. Dari informasi yang didapat, Sutopo melanjutkan, masyarakat ingin tempat evakuasi tidak terlalu jauh dari rumah.
"Tetap berdekatan dengan kerabat dan tetangganya. Sangat sosiologis hal ini," katanya.
Untuk itu, BNPB meminta penetapan lokasi evakuasi harus diupayakan berdekatan dengan tempat tinggal warga. Adapun evakuasi ke kota atau daerah lain merupakan pilihan terakhir.
"Itu pilihannya dan tabung oksigen serta penyaring udara sedang diperbanyak," ujarnya.