REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Mantan tentara Australia yang diyakini terbunuh di Afghanistan kemungkinan masih hidup. Ia ditengarai berada di Afghanistan dan bertempur untuk kelompok afiliasi Alqaidah, Jabhat al-Nusra.
Berdasarkan laporan the Long War Journal, edisi terakhir majalah Risalah yang memiliki hubungan dengan Nusra, mengupas tentang profil pria dengan sebutan "Hamza al-Australi". Pria itu dikatakan telah bergabung menjadi anggota Alqaidah selama kurang lebih 14 tahun.
Majalah itu menulis biografinya secara detail. Data diri Hamza ternyata mirip dengan gambaran seorang mantan tentara Australia dari Queensland, Mathew Stewart.
Menurut Risalah, Hamza awalnya ikut Taliban Afghanistan sebelum bergabung dengan Alqaidah dan bertempur di Tora Bora pada Januari 2002.
Disebutkan, dari 2003 sampai 2014 ia berada di Waziristan dan Afghanistan. Ia kemudian bertolak ke Suriah untuk membantu kelompok Jabhat al-Nusra dan menolong Muslim Suriah.
Seperti dikutip the Guardian, Stewart sebelumnya sempat bertugas di Timor Timur dengan Angkatan Pertahana Australia. Kemudian dia meninggalkan kesatuan pada 2001. Ia menyebrang dari Iran ke Afghanistan pada Agustus 2001 dan diyakini telah direkrut oleh Alqaidah.
Sejak itu, kabar tentang dirinya seakan senyap. Pada 2005 video Alqaidah menayangkan gambar pria tentara bertopeng yang diyakini adalah Stewart. Orang tuanya mengatakan kepada Fairfax saat itu bahwa mereka tidak percaya dengan kabar tersebut.
Pada 2007 ia juga dilaporkan mendapat pelatihan dengan Alqaidan di Pakistan. Kepala angkatan bersenjata saat itu Letnan Jenderal Peter Leahy mengaku tidak memiliki informasi apapun mengenai dirinya.
Sekitar 120 warga Australia diyakini ikut bergabung dalam pertempuran di Irak dan Suriah. Lebih dari 42 di antaranya terbunuh. Sekitar 30 milisi telah pulang kembali.