REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dinas Pendidikan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok terus melakukan gerakan pengentasan buta aksara latin dan Alquran. Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) Disdik Pemkot Depok, Dadang Supriatna di Balaikota Depok, Jumat (30/10).
"Total tahun ini ada 500 orang yang kami berikan pembelajaran, kami menyediakan tujuh pengajar untuk latin dan dua pengajar untuk Alquran di masing-masing kelompok belajar,” tutur Dadang.
Dadang mengatakan, setelah mengikuti program pengajaran, para peserta ini nantinya akan mendapatkan surat keterangan melek aksara (Sukma). Surat ini merupakan bukti bahwa peserta tersebut sudah bisa membaca latin dan juga Alquran.
"Kami tidak dapat mendata secara real berapa jumlah penduduk yang buta aksara dan Al Quran, namun tiap tahunnya kami selalu menargetkan 500 warga untuk diberikan pengajaran," jelasnya.
Dadang mengungkapkan, untuk pendataan jumlah peserta tiap tahunnya, pihak Disdik terus bersinergi dengan unsur kelurahan serta kecamatan untuk menjaring warga yang buta aksara dan Alquran. Namun sayangnya masyarakat buta aksara dan Alquran ini kebanyakan adalah warga pendatang, sehingga Disdik kesulitan untuk mendata secara real.
Mereka kebanyakan adalah para pendatang yang berprofesi sebagai pedagang, mereka itu bisa dibilang selalu berpindah-pindah tempat tinggal. Walaupun demikian, mereka tetap menjadi perhatian pihak Disdik, karena target Disdik sendiri adalah masyarakat yang berdomisili di Depok, baik yang memiliki KTP atau hanya surat domisili saja.
"Inginnya tuntas dan berkelanjutan, karena ini merupakan program nasional juga. Diharapkan semua warga Depok sudah bisa membaca baik latin dan Al Quran," ujar Dadang.