REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Musim kemarau panjang tahun ini membuat lahan padi di Jawa Barat yang mengalami kekeringan semakin meluas. Namun, kondisi ini diharapkan tidak sampai mengganggu upaya pencapaian target produksi tahun 2015.
Menurut Kepala Badan Ketahanan Pangan Jabar Dewi Sartika, lahan yang mengalami kekeringan di Jabar semakin bertambah. Hingga Oktober 2015 sudah mencapai 126 ribu hektare dengan kategori ringan, sedang hingga berat. Saat ini, luas lahan yang mengalami puso sudah mencapai 70 ribu hektare.
"Lahan yang mengalami puso biasanya yang tidak memiliki irigasi teknis," ujar Dewi kepada wartawan, akhir pekan lalu.
Menurut Dewi, di beberapa daerah, masih mengalami panen. Karena, daerah tersebut mendapatkan pasokan air dari sistem irigasi teknis seperti di Subang. Meski lahan kekeringan terus meluas, namun Dewi menilai angkanya relatif kecil atau dibawah 10 persen dari total luas lahan sawah di Jabar yang mencapai 936 ribu hektare.
Dewi memprediksi, total produksi tahun ini mencapai 11,6 juta ton. Angka tersebut lebih kecil dibandingkan pencapaian Jabar pada 2013 yang mencapai 12,08 juta ton. Karena, tahun lalu ada hujan sepanjang tahun.
"Kami tetap optimis target produksi padi tidak akan terganggu," katanya.
Musim kemarau panjang pada tahun ini, kata dia, dimanfaatkan untuk melakukan perbaikan infrastruktur penunjang lahan sawah seperti irigasi dan sumur serapan. Hal ini diharapkan, menjadi antisipasi yang baik menghadapi musim kemarau tahun depan.
Pada 2016 mendatang, kata dia, diperkirakan produksi padi Jabar akan melejit hingga kisaran 12,5-13 juta ton. Meski produktivitas padi di Jabar sangat tinggi, namun pihaknya akan terus berupaya meningkatkan hasil produksi agar bisa jauh lebih optimal.