REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Cuaca panas saat ini membuat kawasan Lereng Merapi mudah terbakar. Kondisi ini memunculkan risiko kecelakaan yang cukup besar. Kepala Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Edi Sutiyarto menegaskan, pihaknya akan menutup jalur pendakian selama satu bulan.
"Saya akan segera buat surat penutupan jalur pendakian agar tidak terjadi insiden seperti di Gunung Lawu," kata Edi, Senin (2/11).
Menurutnya, penutupan akan dilakukan selama bulan November sampai kondisi Lereng Merapi kembali aman. Ia mengatakan kemungkinan jalur pendakian akan dibuka kembali pada Desember. Sementara itu, TNGM dan tim relawan Barameru telah berhasil mengevakuasi lebih dari 200 pendaki Merapi pada saat kebakaran terjadi.
Edi mengemukakan, sekarang sudah tidak ada pendaki yang berada di kawasan Gunung Merapi. Semuanya sudah berhasil turun dan diamankan pada pukul 16.00 sampai 17.00 kemarin (1/11). Selama ini TNGM dan Barameru selalu siaga mengawasi daerah di Lereng Merapi. Satu di antaranya untuk memantau perkembangan titik api di sekitar taman nasional.
"Sekarang empat titik di satu punggung bukit sudah berhasil kami padamkan. Kami akan terus berupaya memadamkan semua titik agar tidak meluas," tuturnya.
Bahkan TNGM telah menambah personel pemadam kebakaran yang diterjunkan ke titik api. Ia mengatakan titik api tersebut masih jauh dari wilayah Sleman dan kecil kemungkinan merembet ke kabupaten bagian utara DIY itu. Ia menjelaskan, jika kondisinya kondusif pemadaman dapat dilakukan secepat mungkin.