REPUBLIKA.CO.ID, SIDNEY -- Sebuah pemotretan hijab house diperiksa kepolisian Australia. Ironisnya, pemeriksaan tersebut dikarenakan model pada sesi pemotretan itu menggunakan pakaian berbendara militan.
Pemilik Hijab House, Tarik Houchar mengaku bingung dengan tindakan aparat yang meminta model mengganti pakaian yang dikenakan. "Saya masih bingung bagaimana polisi bisa salah menilai pakaian biasa sebagai bendera. Saya sedih dengan semua itu. Kami pasti menjadi sasaran karena kami memiliki model yang menggunakan jilbab." kata Tarik Houchar, pemilik label Hijab House, seperti dilansir OnIslam, Selasa (3/11).
Insiden ini terjadi pada Senin (2/11) kemarin, ketika sedikitnya lima petugas meyela sesi pemotretan di luar museum pangkala militer Victoria Barracks, Sydney. Sebuah video yang diambil oleh Murat Turkeli, menunjukkan petugas polisi berbicara dengan Houchar, para staf, dan beberapa model.
Ketika dikonfirmasi, Polisi NSW membenarkan mereka melakukan pemeriksaan pada pemotretan itu, termasuk kepada para penata gaya dan juru foto. "Polisi berbicara dengan sekelompok orang di luar Victoria Barracks di Paddington kemarin," kata juru bicara Kepolisian NSW.
Houchar yang mempertanyakan intimidasi yang dilakukan petugas. "Anda mungkin harus berhenti menggantung pakaian Anda di tali jemuran, atau Anda akan mendapati polisi masuk ke halaman Anda," tulis Houchar.
Pakaian putih dan pink merupakan koleksi terbaru dari Hijab House yang akan dirilis. Sebagai salah satu merek fashion hijab terbesar dunia, Hijab House meyakini mereka menjadi sasaran karena model yang menggunakan hijab.
Didirikan pada tahun 2011, label busana itu telah memiliki lebih dari 120.000 pengikut di Instagram, dan lebih dari 270.000 orang menyukainya di Facebook.