REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Stasiun Meteorologi Selaparang dan Bandara Internasional Lombok (BIL), Catur Winarti mengungkapkan Bandara Selaparang yang biasa dipakai untuk kegiatan sekolah penerbangan ditutup hingga pukul 11.00 Wita. Sebabnya, arah abu vulkanik letusan dari anak Gunung Rinjani, Gunung Baru Jari mengarah ke Barat Daya.
“Pagi ini ada notice, Bandara Selaparang yang dipakai untuk Sekolah Penerbangan ditutup sampai jam sebelas siang. Penutupan dilakukan sejak pagi, karena arah debu mengarah ke Barat Daya,” ujarnya, Rabu (4/11).
Menurutnya, kemungkinan abu vulkanik Gunung Baru Jari ke Kota Mataram relatif kecil. Sebab, sampai saat ini di Bandara Selaparang sendiri tidak ditemukan adanya debu abu vulkanik. “Sejauh ini abu letusan Gunung Baru Jari sudah mencapai ketinggian 1400 M,” katanya.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB mengungkapkan abu vulkanik dari letusan anak Gunung Rinjani, Gunung Baru Jari sempat menganggu rute penerbangan pesawat dari arah Bali menuju Lombok. Abu vulkanik sempat mendekati ketinggian 10 ribu fit.
“Info dari pilot pesawat, debunya sudah mendekati 10 ribu fit dan menganggu penerbangan. Tadi siang penerbangan pertama pukul 9, sekarang sore sudah turun,” ujar Kepala BPBD NTB, Azhar kepada wartawan di Kota Mataram, Senin (2/11).
Ia menuturkan, status Gunung Baru Jari masih waspada. Meski begitu, BPBD telah menyiapkan skenario evakuasi masyarakat yang berada di sekitar gunung. Termasuk memberikan masker kepada masyarakat di tiga kabupaten. Namun, saat ini, abu vulkanik yang keluar terbawa angin ke arah barat dan jatuh di laut.
“Beberapa upaya yang dilakukan mengirim masker ke tiga kabupaten Lombok Utara, Tengah dan Timur. Kemungkinan musim pancaroba adakalanya angin ke Barat, Timur dan Selatan. Kita terus antisipasi,” katanya.