REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebakaran tanah gambut secara alami karena musim kemarau berkepanjangan dan pembakaran hutan untuk penanaman kelapa sawit secara masal setiap tahun berujung pada bencana asap.
Bencana asap tahun ini cukup berkepanjangan dan menjadikan keprihatinan nasional banyak pihak, salah satunya adalah Keluarga Alumni Universitas Jenderal Soedirman (Kaunsoed).
Kaunsoed belum lama ini melakukan galang dana untuk membantu korban asap. Kendati asap mulai menghilang seiring datangnya hujan di wilayah-wilayah bencana asap, tak berarti bantuan kemanusiaan tak lagi dibutuhkan.
Warga terdampak bencana kabut asap masih membutuhkan layanan kesehatan untuk merehabilitasi kesehatan mereka, khususnya masalah Ispa (Infeksi Saluran Pernafasan).
“Bantuan yang kami salurkan ini adalah sebagai bantuan untuk merehabilitasi kesehatanmasyarakat yang selama hampir 3 bulan ini, menghirup udara yang kotor akibat bencana asap”demikian di sampaikan Ketua Umum Kaunsoed, Haiban Hadjid Isah Kambali selaku koordinator penggalangan dana
Bentuk bantuan yang dikirimkan berupa masker dan Ocxycan untuk di Jambi tepatnya di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur serta untuk Riau, di daerah Kuantan Singingi.
Selain bantuan berupa masker dan Oxycan Kaunsoed menyerahkan sisa dana terkumpul sebanyak Rp. 15 juta ke Disaster Management CenterDompet Dhuafa yang diterima oleh Bambang Suherman (Direktur Resource and MobilizationDompet Dhuafa) untuk dapat disalurkan ke sasaran yang tepat.
“Kegiatan tanggap darurat semacam ini rutin dilakukan sebagai bagian dari pengabdian masyarakat Kaunsoed secara luas”, tambah Riswati, kabid Pengabdian Masyarakat Kaunsoed.