Rabu 04 Nov 2015 23:46 WIB

ASEAN Gagal Sepakati Pernyataan Laut Cina Selatan

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Peta wilayah perairan Laut Cina Selatan yang diklaim Brunei, Cina, Malaysia, Filipina dan Vietnam.
Foto: Reuters
Peta wilayah perairan Laut Cina Selatan yang diklaim Brunei, Cina, Malaysia, Filipina dan Vietnam.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Ketidaksepakatan antara Amerika Serikat dan Cina terkait klaim Laut Cina Selatan membuat pertemuan pejabat pertahanan se-Asia Tenggara (ASEAN) tidak jadi mengeluarkan pernyataan bersama.

Pembatalan pernyataan terjadi karena menteri anggota ASEAN gagal menyepakati susunan kata-katanya. ‘’Keputusan itu dibuat oleh ASEAN karena tidak ada konsensus, sehingga tidak ada deklarasi bersama yang ditandatangani,’’ kata Menteri Pertahanan Malaysia Hishammuddin Hussein dalam konferensi pers, Rabu (14/11).

Forum ini dihadiri menteri pertahanan terdiri dari 10 negara anggota ASEAN dan negara-negara seperti Australia, Cina, India, Jepang, dan Amerika Serikat (AS). Pembatalan pernyataan ini juga datang hanya sepekan setelah kapal perang AS menantang batas teritorial di sekitar salah satu pulau buatan Cina di Kepulauan Spratly.

Kepala angkatan laut Cina memperingatkan mitra AS bahwa insiden kecil bisa memicu perang jika AS tidak menghentikan tindakan provokatifnya. Cina mengklaim sebagian besar Laut Cina Selatan yang menjadi area perdagangan global senilai lebih dari 5 triliun dolar AS.

Vietnam, Malaysia, Brunei, Filipina, dan Taiwan juga mengklaimnya. AS mengaku tidak mengambil posisi klaim tersebut, tetapi pihaknya dan sekutunya seperti Filipina telah khawatir dengan aksi Cina yang semakin tegas. Termasuk membangun pulau di wilayah yang disengketakan.

AS dan sekutunya telah menekan supaya sengketa di Laut Cina Selatan disinggung dalam pernyataan sementara. Pejabat senior pertahanan AS mengatakan, Cina melobi anggota ASEAN untuk menghindari petunjuk dan informasi.

"Orang Cina melobi untuk menjaga setiap informasi Laut Cina Selatan dari deklarasi bersama akhir," kata pejabat yang menolak untuk menyebutkan identitasnya.

Pejabat AS menambahkan, sejumlah negara ASEAN merasa bahwa itu tidak pantas. Hal ini mencerminkan kesenjangan reklamasi China dan militerisasi di Laut Cina Selatan di wilayah tersebut.

"Ini adalah keputusan yang ASEAN, tetapi dalam pandangan kami ada pernyataan yang lebih baik daripada menghindari isu penting reklamasi Cina dan militerisasi di Laut Cina Selatan,’’ ujar pejabat AS.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Cina, menyalahkan negara-negara tertentu di luar Asia Tenggara. Pernyataannya mengarah ke AS dan Jepang.

Pejabat Filipina mengatakan, sebelumnya Malaysia telah sepakat untuk menyebutkan Laut Cina Selatan dalam pernyataannya  Salinan pernyataan oleh Hishammuddin yang sebelumnya telah dikeluarkan kepada media namun kemudian ditarik, menyatakan bahwa ‘’ASEAN mencari sebuah resolusi damai untuk sengketa. Tabrakan di laut terbuka dan langit harus dihindari"

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement