REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada era keriuhan partai politik saat ini, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dinilai dapat bertahan dan tidak terbelah.
Direktur Eksekutif IndoBarometer Mohammad Qodari menilai, penyebab kekuatan PKS dari pembangunan sistem yang rapi dan militansi kader.
"Partai ini membangun sistem kader paling rapi dan lebih militan dan punya determinasi," ujar Qodari pada acara diskusi "Partai Dakwah Sedang Berbenah" di Menteng, Jakarta, Sabtu (7/11).
Ia menjelaskan dengan kelebihan itu yang membuat PKS dapat bertahan hingga saat ini. Meski PKS termasuk dalam partai golongan ke empat sebagai partai agama yang tidak memiliki basis massa.
Dalam partai politik terdapat empat kategori, Qodari menjelaskan, kategori pertama diisi oleh partai-partai yang berumur cukup lama sehingga memiliki massa yang jelas, seperti Golkar dan PDIP.
Kategori kedua diisi oleh partai-partai sosial yang lahir di era reformasi dengan basis massa yang jelas, seperti PKB dengan NU dan PAN dengan Muhammadiyah. Selain dari kedua kriteria dari, partai akan rentan untuk tidak berjalan lancar.
Seperti kategori ketiga, partai yang jalan karena ketokohan. Partai ini bisa ditunjukan pada Demokrat dengan sosok Susilo Bambang Yudhoyono.
"Ada partai keempat tidak punya eksisting tapi mencoba membuat basis," katanya.
PKS lahir tanpa ada kekuatan basis massa yang kuat, hanya saja dengan membangun sistem kader yang cukup kuat sehingga dapat bertahan. Dengan membangun sistem yang rapi dan komado jelas, menurutnya PKS akan langgeng di dunia politik Indonesia.
"Tapi soal mejadi besar atau tidak bisa didiskusikan nantinya," ucapnya.