REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Investigator pesawat Rusia yang jatuh di Semenanjung Sinai meyakini 90 persen bahwa suara berisik pada detik-detik terakhir merupakan ledakan bom. Demikian disampaikan sumber tim investigasi kepada Reuters, Ahad (8/11).
"Berdasarkan indikasi dan analisis sejauh ini meyakini suara berisik di kotak hitam pesawat adalah bom," ujar salah seorang anggota tim investigasi Mesir yang tak ingin disebut namanya. Ketika ditanya bagaimana peluang 10 persen lainnya, investigator itu tidak mau mengungkapkan lebih jauh. "Saya tidak bisa mendiskusikannya sekarang."
Pesawat Rusia Metrojet yang membawa 224 penumpang dan kru terbang dari kawasan resor wisata Mesir menuju St Petersburg, Rusia. Namun selang beberapa lama setelah lepas landas pesawat hilang dan dinyatakan jatuh.
Tim mengaku mendengar suara berisik terdengar di ruang cockpit pada detik-detik terakhir pesawat Rusia yang jatuh di Semenanjung Sinai, Mesir. Hal itu diungkapkan Ayman el-Muqadem, kepala komite investigasi dalam keterangan persnya, kemarin.
Ia tidak mau menyimpulkan terlalu jauh suara berisik dimaksud. Begitupula penyebab jatuhnya pesawat. Menurut Muqadem pemeriksaan masih terus dilakukan.
Sebelumnya pejabat AS dan Inggris mengatakan, maskapai Rusia itu kemungkinan jatuh akibat bom yang dipasang di atas pesawat. ISIS mengaku telah menjatuhkan pesawat, namun tidak memiliki alat bukti untuk ditunjukkan.