REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk pertama kalinya acara tahunan Investor Summit and Capital Market Expo 2015 dilaksanakan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan ini, pihak BEI ingin menjadikan pasar modal Indonesia lebih terbuka.
"Waktunya sekarang untuk membuat pasar modal lebih terbuka. Ke depan kita melihat masyarakat perlu melihat bursa efek tidak terpisah dari kegiatan sehari-hari untuk bisa paham apa itu pasar modal," jelas Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nurhaida, saat membuka acara di BEI, Senin (9/11).
Ia pun menjelaskan pasar modal merupakan instrumen pembiayaan jangka panjang. Menurutnya, untuk memajukan ekonomi suatu bangsa, pengembangan sektor riil dan infrastruktur harus dilakukan.
Dalam hal ini, kata dia, jangka waktu produk pasar modal dan jangka waktu pembangunan infrastruktur sangat cocok. "Kalau pembiayaan itu dilakukan melalui perbankan tentu tidak cocok. Makanya cocok dengan produk pasar modal karena berjangka panjang," lanjut Nurhaida.
Oleh karenanya, menurut dia, di negara maju peran pasar modal telah sejalan dengan peran-peran jasa keuangan dan lembaga penghimpun modal lainnya. Namun, pengembangan pasar modal saat ini masih terkendala.
Ia menilai pasar modal Indonesia masih kurang dalam. Jumlah investor masih sangat terbatas. Dari total jumlah penduduk Indonesia, belum ada 0,2 persen-nya yang telah secara aktif memanfaatkan pasar modal.
Alasannya, Nurhaida menyebut, pemahaman masyarakat mengenai pasar modal masih sangat kurang. "Bagaimana kita mempermudah investor untuk masuk ke pasar modal? Investor summit ini salah satu caranya dalam rangka seminar edukasi," tuturnya.
Sementara, Direktur Pengembangan BEI, Nicky Hogan mengatakan, dengan mengambil tema Yuk Nabung Saham, kegiatan kali ini bertujuan pula untuk mengajak masyarakat berinvestasi secara rutin dan berkala. Dalam acara yang diselenggarakan sampai 13 November ini, investor bisa bertanya langsung kepada emiten yang terdaftar di pasar modal.
"Dalam penyelenggaraan tahun ini, ada kenaikan signifikan sebelumnya hanya diikuti 28 perusahaan terdaftar, tahun ini ada 81 perusahaan," paparnya.