REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan Indonesia sebagai negeri para pahlawan sebab pemuda-pemudanya, dari Sabang sampai Merauke, pantang menyerah atau mengangkat tangan di hadapan penjajah.
"Pemuda-pemudanya pantang menyerah untuk mengibarkan merah putih di Bumi Pertiwi," kata Presiden Jokowi ketika memimpin Upacara Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2015 di Tugu Pahlawan Surabaya, seperti yang dirilis Tim Komunikasi Presiden, Selasa (10/11).
Menurut Jokowi, semangat itu yang harus diwarisi generasi muda karena tanggung jawab ada di pundak mereka semua untuk meneruskan perjuangan, pengorbanan, dan pengabdian para pahlawan guna membangun masa depan bangsa dan negara yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian.
Seluruh masyarakat di Tanah Air, kata Presiden, harus selalu mengingat pesan Bung Tomo, tokoh dalam peristiwa pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. "Sepanjang kita masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih menjadi merah dan putih, maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga," ucap Presiden mengingatkan pesan Bung Tomo.
Presiden mengatakan bahwa secara khusus pada 2015, negara telah menganugerahkan gelar pahlawan kepada al$marhum Bernard Wilhem Lapian, tokoh dari Provinsi Sulawesi Utara; almarhum Mas Isman, tokoh dari Provinsi Jawa Timur; almarhum Komisaris Jendral Polisi Dr. H. Moehammad Jasin, tokoh dari Provinsi Jawa Timur; almarhum I Gusti Ngurah Made Agung, tokoh dari Provinsi Bali dan almarhum Ki Bagus Hadikusumo, tokoh Muhammadiyah.
Presiden, mewakili segenap bangsa Indonesia mengucapkan terima kasih kepada para ahli waris atas jasa dan pengorbanan yang telah diberikan kelima pahlawan kusuma bangsa tersebut untuk Indonesia.
Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Pandjaitan, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo.