REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Gunung Guntur di Kabupaten Garut merupakan kawasan gundul. Kontur tanahnya tidak memiliki penahan bebatuan dan tidak memiliki banyak pohon. Saat musim hujan, gunung ini cukup rawan untuk didaki karena rawan material seperti bebatuan jatuh dari atas dan menimpa pendaki.
Kepala Seksi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, TB Agus Sofyan menghimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas pendakian saat intensitas hujan tinggi. Himbauan ini untuk menghindari munculnya korban lain yang tertimpa material seperti batu.
"Beberapa hari yang lalu ada tiga pendaki Gunung Guntur menjadi korban dan mereka mengalami luka-luka akibat tertimpa bebatuan saat beristirahat usai pendakian," ujar Agus kepada Republika.co.id, Selasa (10/11).
Menurutnya, di Gunung Guntur banyak kawasan gundul yang tidak memiliki pohon. Bebatuan rawan jatuh karena tidak ada penahan. Agus menegaskan, selain ancaman batu jatuh dan menimpa pendaki, ada bahaya lainnya yang harus diwaspadai, yaitu petir.
Menurut Agus, sebaiknya pihak yang mengelola Gunung Guntur menutup pendakian sementara waktu. Jika tetap dibuka, aktivitas pendakian tidak dilakukan saat hujan.
Ia menambahkan, sebelum melakukan aktivitas pendakian, sangat disarankan para pendaki mempersiapkan segala kebutuhan untuk pendakian. Perlengkapan harus memadai agar lebih aman saat melakukan aktivitas pendakian.
Gunung Guntur menjadi perhatian khusus BPBD Garut dan pihak terkait lainya dalam melakukan pengawasan terhadap pendaki. "Jadi kami terus berupaya agar jangan sampai ada korban lagi yang disebabkan kelalaian atau kurangnya kesiapan saat melakukan pendakian Gunung Guntur," katanya.