REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ribuan akun Twitter dilaporkan berhasil diretas oleh kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pada Ahad malam lalu. Aksi itu ditengarai merupakan bentuk balas dendam setelah salah satu peretas penting mereka terbunuh oleh drone AS di Suriah awal tahun ini.
Seperti dikutip Middle East Eye, Senin (9/11), tim peretas yang mengaku menamakan diri Cyber Chaliphate mengunggah propaganda di 54 ribu akun Twitter.
Akun-akun itu telah berhasil diinfiltrasi oleh ISIS. Mereka juga mengunggah nomor telepon pejabat keamanan AS, seperti kepala NSA, FBI dan CIA. "Kita butuh bertahun-tahun untuk mempublikasikan apa yang kita miliki dan kami juga akan mengibarkan bendera kami di jantung Eropa," tulis salah satu akun.
Twitter telah menangguhkan akun terbajak untuk sementara. Juru bicara Twitter mengatakan, Twitter tidak bisa dijadikan alat untuk menghasut kekerasan termasuk mempromosikan terorisme.
Sebelumnya tokoh siber ISIS Junaid Hussain yang berkewarganegaraan Inggris terbunuh dalam serangan drone AS pada Agustus lalu. Pada awal September Perdana Menteri David Cameron mengungkapkan, Pemerintah Inggris terlibat dalam serangan yang menewaskan Hussain.