REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) targetkan produksi budidaya rumput laut mencapai 19,5 juta ton di tahun 2019. Sementara, pada tahun 2014, tercatat produksi budidaya rumput laut tersebut hanya sebesar 10,23 juta ton. Walaupun demikian, institusi yang dipimpin Susi Pudjiastuti tersebut mengaku optimis mencapai target.
“Kita optimis target ini dapat tercapai karena luas lahan potensi untuk budidaya laut di seluruh Indonesia, masih cukup luas”, ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, pada acara Indonesia Seaweed Forum ketiga di Makassar, Rabu (11/11).
Menurut Slamet, peningkatan produksi dalam mencapai target tersebut, salah satunya melalui system monokultur di laut dan tambak maupun sistem polikultur. Dengan sistem ini, budidaya rumput gracilaria bisa mengurangi resiko serangan white spot pada budidaya udang, sehingga selain mengoptimalkan produktivitas lahan juga mencegah serangan penyakit pada budidaya udang.
Ke depan, lanjut Slamet, budidaya rumput laut juga akan diikembangkan di pulau-pulau terpencil dan daerah perbatasan. Diharapkan, budidaya tersebut mampu menyerap tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Kita akan terus dorong untuk pengembangan budidaya rumput laut di wilayah-wilayah tersebut, Ini juga wujud dari kedaulatan bangsa melalui budidaya rumput laut," papar Slamet.
Selain itu, di tahun 2016, KKP menyediakan anggaran sebesar Rp 300 miliar untuk peningkatan produksi rumput laut, Anggaran ini mencangkup pengembangan bibit unggul rumput laut, melalui kerjasama KKP dan SEAMEO Biotrop.
Sarana budidaya dan pengawalan teknologi budidaya rumput laut. Bibit rumput laut kultur jaringan (KULJAR) juga terus dikembangkan karena memiliki keunggulan baik dari segi kandungan karaginan maupun pertumbuhan yang lebih cepat.
Berdasarkan, data statistic FAO tahun 2014, Indonesia saat ini merupakan produsen rumput laut terbesar di dunia untuk jenis rumput Eucheuma cottonii dan Gracilaria. Produksi Eucheuma cottonii di Indonesia mencapai 97,83 persen dari produksi yang ada di dunia sedangakan Gracilari mencapai 96,4 persen.