REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga bahan pangan dapat naik karena beberapa faktor yang mempengaruhi, seperti pengaruh harga BBM, cuaca buruk, atau kendala kekurangan stok. Namun berbeda dengan salah satu bahan makanan laut, kerang hijau yang berada di Pantai Cilincing, Jakarta Pusat.
Harga Kerang hijau (Kijing) naik dikarenakan limbah yang menyebar di area pantai. "Selain faktor hujan, memang limbah yang dibuang oleh PT ke laut sangat berpengaruh," kata pedagang kerang di Pasar Cilincing, Radi (35), Kamis (12/11).
Menurut Radi, harga naik saat kondisi laut sedang buruk karena limbah pabrik yang dibuang ke laut. Kalau limbah dari salah satu pabrik yang dibuang ke laut sudah banyak, dapat menyebabkan Kijing dan sejumlah hewan laut mati. Tentu saja, kelangkaan yang terjadi membuat harga bisa naik.
"Biasanya perkilogramnya seharga Rp 10 ribu, bisa naik menjadi Rp 12 ribu," kata dia.
Meski begitu, dia tidak bisa memastikan kapan limbah menyebar dan membunuh hewan laut atau mata pencaharian nelayan Cilincing. Namun hal tersebut kerap terjadi beberapa kali dalam setahun. Diakui Radi, mayoritas penjual kerang di Cilincing membeli langsung hasil alam tersebut ke nelayan Cilincing. Jadi dampak limbah dapat menyebabkan harga bahan pangan menjadi naik.
Radi sendiri berjualan sejumlah kerang yang berbeda, seperti kerang hijau, kerang tahu, kerang bulu, kerang putih, dan kerang dara. Namun yang terkenal di Cilincing adalah kerang hijau.
Pengusaha warung makan di sekitar Pasar Cilincing, Agus Suprianto (35) mengamini pengakuan Radi. Jika limbah telah terkumpul di laut, Kijing jadi sulit dicari. "Jika pembuangan limbah pabrik telah terkumpul di laut. Harga bisa naik perkilogram Rp 10 ribu, menjadi Rp 15 ribu," kata dia.