Jumat 13 Nov 2015 06:20 WIB

dr Andra Sengaja Memilih Tempat yang tak Seorang Pun Dikenalnya

dr Dionisius Giri Samudra (tengah atas) bersama rekan sejawatnya di Fakultas Kedokteran Unhas.
Foto: Istimewa
dr Dionisius Giri Samudra (tengah atas) bersama rekan sejawatnya di Fakultas Kedokteran Unhas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- dr Dionisius Giri Samudra yang akrab disapa Andra, sengaja memilih tempat untuk menuntaskan program internship kedokterannya di Kepulauan Aru. Menurut sahabatnya, Friyatni Tjatjo, sebelum mendapatkan kepastian penempatan lokasi internship, Andra memang sengaja memilih Kepulauan Aru. 

Padahal, Friyatni sempat menyarankannya untuk memilih daerah di Papua, seperti Wamena atau Jayapura. Karena setidaknya, akses trasportasi ke sana lebih mudah. Namun saran Friyatni tak digubrisnya. 

"Dia memilih tempat yang tak ada seorang pun yang dikenalnya. Dia mau mengenal orang-orang baru, darah baru dan punya pengalaman baru," ujar Friyatni, Jumat (13/11).

Andra memulai masa tugasnya pada Mei 2015. Beberapa bulan setelah menjalani tugasnya di Kepulauan Aru, Friyatni mengaku masih sering menggoda Andra melalui saluran telepon. "Saya suka menggodanya karena di sana susah jaringan internet, harga makanan yang sangat mahal. Saya menggodanya karena dia tak bisa berenang tapi harus menaiki kapal ke sana ke mari," ujarnya. (Baca Juga: Sulit Dievakuasi, Dokter PTT Meninggal di Kepulauan Aru). 

Friyatni mengatakan semua godaan itu dimaksudkannya agar Andra mengucapkan kata “menyesal”. Namun ternyata, selama bertugas hampir enam bulan di Kepulauan Aru, Andra tak pernah melontarkan penyesalannya. 

Menurut Friyatni, justru dia selalu bersemangat menceritakan pasien-pasienya, alam di daerah itu  yang masih sangat perawan. Termasuk juga cerita tentang kawan-kawannya sesama dokter muda yang tengah menjalani program internship. (Baca Juga: Surat Terbuka Kalangan Dokter untuk Presiden Jokowi) .

Percakapan terakhir dilakukan Friyatni dengan Andra seminggu yang lalu. Ketika itu, Andra menyampaikan protesnya karena tak pernah ditelepon. Friyatni mengaku sangat sedih dan menyesal karena ternyata itu adalah percakapan terakhirnya dengan Andra. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement