REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Keluarga Besar Pemuda Islam Indonesia (PII) menggelar Munas kelima di hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta pada Jumat (13/11). Wakil Presiden Jusuf Kalla turut hadir untuk bersilaturahmi dengan teman-teman lamanya di PII, agar bisa saling bertukar pengalaman dan bersatu untuk tetap melaksanakan cita-cita.
"Kalau kita bicara keluarga besar berarti ada saudara, bapak, kakek, dan cucu. Kalo bicara PP saya mungkin kakek-kakek," tuturnya, Jumat (13/11).
Dia melanjutkan, sebagai kakek yang sangat mencintai cucunya, tentu akan berusaha agar cucunya berprestasi dan punya masa depan yang baik. Begitulah fungsi keluarga besar baginya.
Sehingga jika Perhimpunan Keluarga Besar PII yang merupakan forum alumni PII itu mengambil alih kerjaanya cucu, akan menjadi kekanak-kanakan. Bahkan cucu juga akan kehilangan tempatnya untuk berkarya.
Dia menegaskan bahwa forum alumni PII hanya bertugas untuk mendorong para pemuda anggota PII untuk bergerak. Seperti halnya yang dia lakukan ketika lulus SMA dulu, sekitar 50 tahun lalu dengan langsung meninggalkan PII.
Hal dilakukannya karena tak ingin mengambil hak adik-adik tingkatnya. "PII itu digerakkan oleh para siswa, sehingga alangkah lebih baik jika tidak banyak diurus oleh mahasiswa. Itu malah ketinggalan namanya," kata JK.
Dia kemudian menyinggung tema Munas kali ini tentang potensi umat dalam bidang ekonomi. Menurut dia di Indonesia sudah tidak kekurangan masjid. Artinya tiap 300 orang Islam memiliki masjid. Bahkan tiap tahun bertambah karena penduduk kian bertambah.
Selain itu, Indonesia juga tidak kekurangan pesantren. Namun yang kurang saat ini adalah tokoh, perusahaan, tambang dan lain sebagainya.
"Jadi akibatnya apa? Akibatnya yang kita bicarakan potensi. Kalau ada daftar orang kaya, maka cuma 10 persennya saja yang beragama Islam. Itu kenyataan yang ada, maka kita harus berbuat lebih baik lagi," katanya menegaskan.
Sehingga, menurut dia jika umat Islam berkiprah di dunia ekonomi maka umat Islam tidak akan hidup kekurangan. Oleh karena itu, dia menekankan kepada adik-adiknya di PII agar memikirkan masa depannya mulai sekarang, agar nantinya tidak hanya menjadi konsumen dan tidak bergantungan.