REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan pengakuan ISIS terhadap pengeboman dan penembakan di Paris merupakan salah satu upaya untuk membajak Islam terlibat dalam terorisme.
"Tidak ada satu pun agama, termasuk Islam, yang mengajarkan untuk membunuh orang yang tidak bersalah. Jadi, mengaitkan Islam dengan terorisme adalah tidak tepat," kata Dahnil dihubungi dari Jakarta, Senin (16/11).
Dahnil mengatakan bahwa apa pun alasannya, tindakan terorisme tidak bisa dibenarkan. Namun, ada fakta bahwa terdapat sekelompok orang yang membajak Islam untuk melakukan teror atas nama agama. "Dengan fakta tersebut, sulit untuk tidak mengaitkan konspirasi negara atau kelompok tertentu pada tindakan terorisme di Paris, Suriah, dan lain-lain," tuturnya.
Menurut Dahnil, konspirasi jahat untuk membajak Islam dan melakukan terorisme adalah kejahatan manusia luar biasa. "Sudah waktunya seluruh dunia bersatu menghindari kejadian serupa terulang tanpa menyalahkan kelompok tertentu, apalagi Islam," katanya.
Terkait dengan aksi pengeboman dan penembakan Paris yang terjadi pada hari Jumat (13/11), Dahnil mengatakan bahwa Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah menyatakan turut berduka atas kejadian tersebut. Pada aksi teror tersebut, 129 orang meninggal dan lebih dari 350 orang luka-luka.