Senin 16 Nov 2015 20:54 WIB

Meski Dikepung Banjir, Warga Kampung Pulo tak Berniat Mengungsi

Rep: c30/ Red: Maman Sudiaman
Warga menerobos air banjir yang menggenangi Kampung Pulo, Jakarta, Senin (16/11). (Republika/Yasin Habibi)
Warga menerobos air banjir yang menggenangi Kampung Pulo, Jakarta, Senin (16/11). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wilayah Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur  sejak pukul empat dini hari mulai mendapat kiriman banjir dari Bogor. Area permukiman yang nyaris sama tinggi dengan bibir Sungai Ciliwung ini kerap menjadi langgaran banjir.

Meski demikian, warga Kampung Pulo yang terdiri dari RW 2 dan RW 3 semuanya memutuskan untuk tidak mengungsi. "Sudah biasa mbak, sudah setiap tahun. Rumah kami juga lantai dua," ujar Erman Sulaiman (50 tahun), warga Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta, Senin (16/11).

Menurut Erman, setelah pintu Manggarai dibuka air seperti biasa akan surut kembali. Buktinya saja, air yang tadi pagi menyambangi emperan rumahnya kini sudah berangsur turun. "Pintu Manggarai sebenarnya dibuka tapi sedikit-sedikit, kalau dibuka sekaligus bisa-bisa rumah setelah pintu Manggarai yang kebanjiran," ujar pria yang berprofesi sebagai pos jaga parkir di pasar Jatinegara, saat ditemui di rumahnya.

Banjir di sekitar rumah Arman memang hanya menyentuh bagian depan rumahnya saja. Tapi rumah-rumah di pinggiran Sungai Ciliwung sudah tenggelam sejak pukul tiga pagi.

"Jam tiga air datang, sama suami langsung ngangkut barang-barang ke atas, kita kan bikin parang gitu," ujar Tati (38).

Rumah Tati termasuk yang terendam hingga 3,5 meter di pinggiran kali. Tati bersama suami dan satu anaknya keluar dari rumah setelah menyelamatkan semua perabotan rumah. "Anak saya gendong di atas bahu terus berenang deh " ujar Tati saat ditemui di emperan salah satu rumah warga.

Tati berencana untuk kembali ke rumahnya saat air sudah surut. Meski diakuinya dirinya belum bisa memprediksi kapan air akan surut.

Berbeda cerita dengan Aryanto (35) yang memilih tidak meninggalkan rumah karena ibunya yang sudah tua. Saat ini, munurut Aryanto, ibunya tengah berada di lantai dua rumahnya dan ia juga tidak  berniat untuk mengungsi.

"Bertahan aja, karena kalau ditinggalin kasihan orang tua," ujar Aryanto.

Saat air surut nanti, Aryanto hanya perlu melakukan hal yang sama berulang kali setiap selesai banjir. "Membersihkan rumah dan mengeluarkan lumpur-lumpurnya," ujarnya siang itu saat ditemui dengan pakaian basah kuyup.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement