REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- Polisi di negara bagian New South Wales, Australia sekarang dilatih untuk menembak teroris bersenjata di tempat kejadian. Ini merupakan perubahan kebijakan setelah adanya kejadian di Paris pekan lalu.

Acting Commissioner Nick Kaldas  mengatakan polisi tidak lagi melakukan pendekatan lokalisir dan berunding hal yang sudah dilakukan selama 20 tahun terakhir.

Kaldas mengatakan pelatihan untuk mengatasi teroris bersenjata didasarkan pada model pelatihan serupa di Amerika Serikat, dimulai tiga pekan lalu dengan instruktur yang dilatih FBI.

Kepada radio 2UE di Sydney, Kaldas mengatakan ini merupakan perubahan kebijakan, karena adanya perubahan tindak terorisme.

"Kita berada dalam situasi dimana terjadi perubahan di lapangan, dimulai dengan peristiwa di Mumbai,  dimana terjadi sejumlah serangan dengan musuh bergerak dari satu tempat ke tempat lain dan membunuh orang." katanya.

"Adalah tindakan yang gila untuk mengatakan kami tidak akan melakukan tindakan apapun, tapi hanya melokalisir dan berunding."

Namun Kaldas menekankan perintah tembak di tempat tidak akan diterapkan dalam seluruh operasi.

"Tentu saja ada kasus dimana polisi harus bertindak lebih, daripada hanya menutup sebuah lokasi dan berunding, namun dalam kejadian seperti di Paris tidak akan ada perundingan."

Kaldas juga mengatakan karena adanya kerja sama erat antarbadan penegak hukum, Australia berada dalam posisi yang kuat untuk mencegah dan menangani serangan teroris seperti yang terjadi di Paris.

Ikuti Whatsapp Channel Republika