REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Seluruh pawai dan aksi massa yang direncanakan oleh PBB dalam pertemuan perubahan iklim di Paris, Prancis dibatalkan pascaserangan yang menewaskan 129 orang dan melukai 352 lain.
Dilansir dari Inside Climate News, Kamis (19/11), tokoh-tokoh dunia sebelumnya mengharapkan sekitar 200.000 orang untuk melakukan pawai di Paris, pada 29 November 2015. Pawai rencananya diselenggarakan sehari sebelum perundingan PBB dimulai.
"Pihak berwenang Perancis mengatakan mereka tidak dapat menjamin keselamatan pada pawai, sehingga tidak akan dilakukan," kata Jean François Julliard, Direktur Eksekutif Greenpeace Prancis. Meski menyesalkan pembatalan tersebut, Julliard mengaku akan menghormati keputusan yang dikeluarkan.
Tokoh-tokoh peduli perubahan iklim itu seharusnya akan melakukan sebuah aksi bersama, yang mengajak masyarakat dunia peduli kepada perubahan iklim yang terjadi di dunia. Presiden AS Barack Obama dan Menteri Luar Negeri AS John Kerry rencananya akan hadir, bersama dengan sekitar 118 pemimpin dunia dan 20 sampai 40 ribu delegasi dari seluruh dunia.
(Baca juga: Obama Tetap Hadiri Konferensi Perubahan Iklim di Paris)
Mereka yang terdiri dari aktivis dan pemimpin yang peduli akan lingkunan, telah bertemu dengan pihak berwenang Paris sejak serangan 13 November, untuk menegosiasikan nasib aksi yang akan mereka helat.
Setelah serangan teror yang terjadi, kepolisian Paris memutuskan semua demonstrasi di ruang terbuka akan dibatalkan, selama pembicaraan perubahan iklim diselenggarakan.