Jumat 20 Nov 2015 17:05 WIB

Pengabdian Tanpa Pamrih Sang Dukun Desa

Red: Andi Nur Aminah
Mama Aran, dukun bayi tradisional dari Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur.
Foto:

Mama Aran menjadi orang yang dicari-cari warga desa saat ingin melahirkan karena jarak Puskesmas yang terdekat dengan desa itu sekitar tiga kilometer. 

Namun sebagai dukun, Mama Aran senantiasa bekerja sama dengan bidan Puskesmas. Jika pasien datang ke rumahnya dalam kondisi sudah mendekati persalinan, tak ada jalan lain, Mama Aran pasti turun tangan. Namun jika masih bisa ada waktu, dia selalu mengarahkan pasiennya untuk melahirkan di Puskesmas. "Kalau air ketuban sudah pecah, melahirkannya di rumah. Kalau belum saya antar ke Puskesmas, nanti disana kerja sama dengan bidan," ujarnya. 

Fasilitator Konsorsium untuk Daerah Alor, Anwar Razak mengatakan, apa yang dilakukan Mama Aran, yakni memulai kemitraan dengan kader dan bidan desa, sudah dilakukannya jauh sebelum Kementerian Kesehatan memperkenalkan program kemitraan tersebut. Mama Aran sigap membantu memberikan penyuluhan kepada ibu hamil dan mengantarkan mereka ke bidan atau Puskesmas pada saat kelahiran. 

Menurutnya, inisiasi pendirian Posyandu desa oleh perempuan paruh baya ini, menjadi bagian dari percontohan Desa Ramah Perempuan (DRP). Mama Aran, yang dalam kondisi keterbatasan ekonomi di bawah rata-rata, rela berbagi dengan sesama warga desanya yang juga masih di bawah garis kemiskinan. 

"Yang patut dicatat, sejak posyandu pertamakali didirikannya 1989 lalu hingga saat ini, belum pernah terjadi kasus kematian ibu melahirkan," ujarnya. 

Selain itu, kasus bayi gizi kurang pun pelan-pelan berkurang. Menurutnya, jika sekitar lima tahun lalu masih ada kasus bayi gizi kurang, maka sejak lima tahun terakhir sudah tidak ada lagi." Nol persen kematian ibu dan bayi gizi buruk," ujarnya. 

Selain menjadi dukun bayi tradisional, praktik pintar lain yang dilakukan Mama Aran adalah menjadi kader yang memberikan penyuluhan tentang KB. Penyuluhan untuk program KB tidak hanya diberikannya kepada kaum ibu, namun juga kepada kaum lelaki. Dia mencontohkan, umumnya suami tidak menyetujui istrinya memakai alat kontrasepsi. Namun Anwar mengatakan, lewat Mama Aran ia berhasil menyakinkan para suami tentang pentingnya KB. "Desa Pailelang menjadi salah satu desa dengan capaian akseptor KB aktif mencapai 100 persen," ujar Anwar. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement