REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grup Hacker Anonymous telah mengguncang dunia maya karena berani menantang ISIS yang dikenal kejam. Bahkan, mereka telah meretas 5.500 Twitter akun pro-ISIS.
Dalam Facebook-nya, Anonymous memiliki pengikut sebanyak 85.176 pengikut. Mereka menyatakan diri sebagai anonim dalam profilnya.
"Kami para anonim, kami sebuah pasukan yang tak bisa dipecah apa pun. Kami tidak memaafkan adanya sensor terhadap kebebasan menggunakan internet. Dan, kami tidak melupakan kebebasan berbicara. Berharaplah pada kami," katanya dalam Facebook Anonymous Hackers Groups, Senin, (23/11).
(Baca: Hacktivist: Target ISIS Selanjutnya Italia, Indonesia dan Amerika)
Dalam misinya, Anonymous menyatakan, "Datanglah ke halaman kami, kami adalah pasukan, terimalah kami! Berharaplah pada kami! Kami lahir dari internet. Kami adalah revolusi," katanya.
Mereka juga meminta agar masyarakat di seluruh dunia mendukung dan menyukai mereka. Juga, membagikan mereka ke seluruh dunia. Dalam Facebook-nya memang tidak ada keterangan lokasi mereka.
Sehingga, tidak tahu basisnya ada di mana. Namun, dalam link di Facebook mereka terhubung dengan Twitter milik Rupesh Verma. Rupesh Verma dalam Twitter-nya menunjukkan lokasinya di Delhi, India. Moto Rupesh Varma adalah kamu tak bisa membunuh ide.
(Baca: ISIS Salah Kaprah Soal Definisi Jihad)
Selain itu, dalam link Facebook-nya juga terhubung dengan thehackinguniverse.com yang berisi link soal ethical hacking for begginers. Sayangnya, saat dibuka hanya berisi software keamanan. Dalam Facebook-nya, Anonymous membagikan sebuah gambar Prancis dan Suriah.
Dalam kiriman itu terdapat tulisan, doakanlah seluruh dunia, jangan hanya satu negara saja. Baru-baru ini, disebutkan bahwa Anonymous telah meretas setidaknya 20 ribu akun Twitter yang berafiliasi dengan ISIS.
Dalam video yang diunggah di Youtube, juru bicara Anonymous mengatakan, "ISIS, kami akan mengejarmu dan menghancurkan seluruh situsmu, akunmu, surelmu, dan mengekpos rahasiamu. Mulai sekarang, tak ada tempat yang aman bagimu di dunia maya. Kamu akan diperlakukan seperti virus, sementara kami adalah penyembuh."