REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat pada Rabu (25/11) memberi sanksi pada pengusaha Suriah yang diduga menjadi perantara penjualan minyak dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ke pemerintah Suriah.
Ini merupakan upaya terbaru memotong aliran dana ke kelompok militan.
Departemen Keuangan AS mengatakan dalam sebuah pernyataan, mereka juga telah memberi sanksi tiga orang lain yang dianggap memberi dukungan pada pemerintah Suriah. Bisnis ketiga orang tersebut diduga berkaitan dengan dukungan pada pemerintah Suriah, termasuk sebuah bank Rusia.
AS membekukan aset-aset mereka di AS dan melarang warga AS bertransaksi dengan mereka. Langkah ini merupakan putaran baru dari sanksi terkait perang yang berlangsung di Suriah.
ISIS yang menurut pejabat AS merupakan kelompok teroris terkaya mendapat dana mereka dari ladang minyak yang disita dari pemerintah Suriah. ISIS kemudian menjual minyak melalui jaringan penyelundupan.
Seorang pejabat Departemen Keuangan mengatakan tahun lalu, Presiden Suriah Bashar al-Assad telah menyetujui pembelian minyak ISIS.
Departemen Keuangan AS mengatakan, pihaknya menargetkan pengusaha Suriah George Haswani yang disebut sebagai perantara pembelian minyak dari ISIS ke pemerintah Suriah. Perusahaannya yakni perusahaan mesin dan konstruksi juga terkena sanksi.
Uni Eropa Maret lalu juga memberi sanksi pada Haswani atas kasus yang sama. Haswani mengatakan kepada Reuters melalui sambungan telepon, bahwa Uni Eropa tak memiliki bukti yang mengklaim ruduhan tersebut.
AS telah melakukan berbagai upaya memotong aliran dana ke ISIS. Pejabat pertahanan memperkirakan kelompok militan tersebut berpenghasilan 47 juta dolar AS per Oktober dari hasil penjualan minyak. Serangan udara telah mengurangi sekitar 30 persen penghasilan mereka.
Sanksi AS juga menargetkan Mudalal Khuri. Pejabat mengatakan, ia bertindak atas nama pemerintah Suriah, bank sentral dan pejabat bank sentral serta mewakili kepentingan Suriah di Rusia.
Satu lagi yang menjadi target adalah Kirsan Ilyumzhinov. Ia disebut sebagai pengusaha Rusia kaya dan Presiden Federasi Catur Dunia, yang juga diberi sanksi karena membantu pemerintah Suriah. Bank Keuangan Alliance Rusia yang dikendalikan dan dimiliki Khuri serta Ilyumzhinov juga menjadi target sanksi.
Ilyumzhinov membantah tuduhan Departemen Keuangan AS. "Saya ingin menekankan bahwa saya tak pernah memiliki kepentingan komersial apapun di Suriah atau Iran," ujarnya kepada Interfax.
Ia juga mengatakan kepada Ria Novosti, berencana mengunjungi AS pekan depan. Ilymzhinov akan menandatangani kontrak untuk menggelar kejuaraan catur dunia tahun depan di New York.
Reuters tak dapat menghubungi Khuri atau Bank Keuangan Alliance Rusia untuk memberi komentar. Namun Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabokov mengacu pada sanksi Rabu mengatakan, Washington harus berhenti memainkan 'game politik'.