Kamis 26 Nov 2015 19:24 WIB

Indonesia Targetkan Lampaui Malaysia di Sektor Pariwisata

Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Pariwisata Arief Yahya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan bahwa pemerintah menargetkan bisa mengejar ketertinggalan Indonesia atas Malaysia dalam sektor pariwisata.

"PDB (produk domestik bruto) kita dari pariwisata hanya 9 persen, sementara Malaysia sudah 15 persen dan Thailand 20 persen. Indonesia kalah jauh," kata Menteri Arief di Jakarta Convention Center, Kamis (26/11).

Meski demikian, Arief menyatakan optimistis Indonesia mampu membangkitkan pariwisata dengan sumber daya yang dimiliki terutama mengalahkan Malaysia yang disebut Arief sebagai kompetitor secara emosional.

Pada tahun 2015, penerimaan devisa dari sektor pariwisata di Indonesia sebesar 11 miliar dolar AS, meningkat dari tahun lalu yang berjumlah 10 miliar dolar AS. Angka tersebut, lanjut Arief, masih di bawah Malaysia yang berhasil meraup 21 miliar dolar AS dan Thailand sejumlah 40 miliar dolar AS.

"Bisa enggak kita kalahkan Malaysia? bisa dikalahkan dengan mudah. Untuk dua tahun pertama ini kita kalahkan Malaysia, selanjutnya kalahkan Thailand. Kalau sudah kalahkan Thailand, nanti penerimaan devisa dari Pariwisata bisa lebih besar dari Oil dan Gas," jelas Arief.

Menurut Arief, saat ini penerimaan devisa tertinggi dikontribusi berturut-turut dari minyak dan gas (30 miliar dolar AS), batu bara, kelapa sawit, dan selanjutnya pariwisata.

"Padahal pariwisata menyumbang penyerapan tenaga kerja yang besar, secara langsung mencapai 3 juta, secara tidak langsung sebesar 9 juta, bahkan lebih besar dibandingkan industri lain seperti otomotif," ungkap Arief.

Ia menambahkan, pariwisata merupakan kunci memperoleh devisa yang besar namun pariwisata di Indonesia masih terganjal persoalan infrastruktur serta birokrasi. Saat ini, tempat wisata Indonesia masih didominasi kunjungan dari wisatawan nusantara sementara wisatawan mancanegara baru mencapai 10 juta orang pada tahun 2015.

Pemerintah menargetkan Indonesia dikunjungi 20 juta wisatawan mancanegara pda tahun 2019. "Tetapi kalau tanpa bebas visa, angka 20 juta tidak akan tercapai," ujar Arief.

Menurut Arief, bebas visa merupakan cara ampuh untuk mendorong berkembangnya pariwisata di Indonesia karena dengan adanya pembebasan visa akan membuat semakin banyak wisatawan mancanegara datang ke Indonesia.

"Malaysia sudah memberikan pembebasan visa kunjungan untuk 164 negara, Thailand 56 negara, sedangkan Indonesia 15 negara," jelas Arief.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement