REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN  -- Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur menyarankan pengelola restoran 'Solaria' mencabut sementara label halal yang terpasang, sambil menunggu keputusan Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia Pusat.

"Kepada pemilik Solaria kita sarankan untuk segera mencabut label halal yang tercantum di kaca restoran Solaria, sambil menunggu keputusan LPPOM MUI Pusat mengenai hasil uji laboratorium terhadap sampel bumbu makanan yang mereka pakai," kata Asisten I Pemkot Balikpapan, Syaiful Bachri di Balikpapan, Kamis (26/11).

Ia menyatakan hal itu terkait hasil sidak yang dilakukan LPPOM MUI Kalimantan Timur di restoran yang berada di kawasan Plaza Balikpapan pada Senin (23/11), yang ditemukan zat tidak halal mengandung babi pada bumbu masakannya.

"Apabila hasil LPPOM MUI Kaltim dan LPPOM Pusat terjadi perbedaan dalam pengujian sampel bumbu masakan yang dipakai Solaria, maka akan diundang pihak ketiga dalam pengujian sampel bumbu makanan tersebut," kata Syaiful.

Mengingat hasil uji laboratorium LPPOM MUI Kaltim menemukan bumbu masakan yang digunakan mengandung zat tidak halam, sedangkan LPPOM MUI Pusat masih melakukan uji sampel di laboratorium pusat.

"Dengan diikutsertakan pihak ketiga apabila terjadi perbedaan ini bertujuan agar hasil uji laboratorium terhadap bumbu makanan yang digunakan dapat terbuka secara transparan dan netral tanpa ada kepentingan apapun," kata Syaiful.

Dia berharap hasil uji laboratorium dapat segera diumumkan LPPOM MUI Pusat, sehingga persoalan menjadi jelas. Sementara itu, manajemen Solaria Rustono usai bertemu Syaiful Bachri tidak banyak memberikan keterangan kepada awal media.

Solaria masih menunggu hasil pemeriksaan uji laboratorium dari LPPOM. Hal tersebut mengingat uji sampel makanan di Solaria didaftarkan di LPPOM MUI Pusat dan sampai saat ini tiga cabang restoran itu di Kota Balikpapan masih tetap buka.

Ikuti Whatsapp Channel Republika