REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Hujan deras di Pematangsiantar selama sekitar lima jam mengakibatkan sejumlah kejadian, Selasa (1/12) dini hari tadi. Kabid Humas Polda Sumut Kombes Helfi Assegaf menyebut, hujan deras sejak pukul 17.00 WIB hingga 22.00 WIB itu menyebabkan tanah longsor, belasan rumah penduduk roboh, tiga rumah penduduk hanyut terbawa banjir, dan kolam penangkaran buaya di Taman Hewan Pematangsiantar meluap.
"Bencana tersebut menimbulkan korban jiwa, sebanyak dua orang meninggal dunia," kata Helfi, Rabu (2/12).
Helfi menyebut, kedua korban tersebut, yakni Julianarti (52) dan Nursiem (80). Julianarti alias Ulin merupakan warga Jalan Rajawali Nomor 72, Simarito. Korban meninggal dunia akibat tertimbun longsoran tanah dari belakang rumahnya. Jenazah Ulin pun telah dievakuasi ke Rumah Sakit Tentara untuk dilakukan visum et repertum.
Sementara Nursiem, lanjut Helfi, merupakan warga Jl Serdang Gang Sicha, Banjar. Korban meninggal dunia akibat terbawa arus air dan tanah yang menjebol belakang rumahnya hingga sejauh 15 meter. Usai dievakuasi, korban langsung disemayamkan di rumah keluarganya.
Adapun sejumlah rumah yang roboh, yakni sembilan rumah penduduk di Jl Serdang Gang Rukun dan tiga rumah penduduk di Gang Sicha, Banjar, Siantar Barat. Rumah-rumah penduduk tersebut roboh akibat jebolnya dinding Kuburan Cina yang berbatasan dengan sungai yang meluap dan arus yang deras.
Selain itu, lanjut Helfi, hujan deras yang mengguyur Pematangsiantar juga membuat kolam penangkaran buaya Taman Hewan meluap. Akibatnya, 18 ekor buaya lepas dari taman hewan dan terbawa arus ke sungai.
"Namun, tidak berapa lama kemudian keseluruhan buaya telah dapat dievakuasi dan dimasukan kembali ke penangkaran di taman hewan," ujarnya.