REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdagangan alat tulis di Jepang diguncang krisis. Kondisi tersebut menimbulkan kepanikan warga sehingga mereka memborong pensil, khususnya oleh pencipta dan pelukis animasi.
Aksi tersebut dilakukan warga menyusul rencana perusahaan pensil Mitsubishi, salah satu perusahaan alat tulis tertua, yang akan menghentikan pembuatan pensil berwarna. Mereka berencana hanya memproduksi pensil warna tertentu.
Perusahaan yang berdiri sejak abad 19 itu, mengatakan rencana tersebut diambil karena permintaan melemah. Rencana itu pun mengecewakan pecinta pensil dan pelukis animasi, yang berada di balik kepopuleran kartun manga, Jepang.
Mitsubishi mengatakan akan mempertahankan tiga warna utama yaitu biru muda, kuning kehijauan, dan oranye, selain warna merah yang banyak disukai.
"Namun kami akan mengakhiri produksi warna yang lain pada akhir tahun seperti yang direncanakan," kata juru bicara perusahaan kepada AFP.
Karena cemas akan kehabisan pensil warna, yang pertama kali dibuat pada 1971, pembeli terlihat bergegas memborong persediaan pensil.
Pemasok kebutuhan barang seni, jaringan Ito-ya yang terletak di kawasan sibuk Ginza, Tokyo sudah menjual habis delapan lusin pensil berwarna dan tinggal tersisa warna coklat, merah muda, putih dan biru tua.
Kecemasan Asosiasi Pencipta Animasi tak membuat Mitsubishi menarik rencananya.
"Persediaan pensil warna sudah habis," demikian tertera di laman perusahaan itu.