REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pascaperusakan Masjid Jami Abdurahman Bin Auf, Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Setyo Sularso meninjau lokasi perusakkan. Kemudian melakukan pertemuan dengan pengurus masjid pukul 13.40 WITA, Sabtu (5/12) lalu.
Dalam pertemuan tersebut, Setyo ingin mendegar langsung keterangan terkait kasus perusakkan dan pencurian kotak amal masjid. "Kami berharap jamaah masjid selalu meningkatkan silaturahmi antar umat dan menjaga selalu kebersamaan dan jangan ada kesalahpahaman," ujar dia dalam laporan pesan singkat yang diterima Republika.co.id, Selasa (8/12).
Pertemuan tersebut dihadiri juga oleh Ketua MUI Badung Ahmad Soim dan perwakilan dari Kementerian Agama Bali Kadir. Soim mengatakan kasus ini bukan kasus SARA atau sejenisnya.
Menurutnya ini murni kasus pencurian dan perusakkan masjid saja. "Kita sebagai jamaah merapatkan barisan kita dan harus bisa meredam jangan sampai berita yang tidak benar menyebar kemana-mana," jelas Soim.
(Baca Juga: Pencurian Kotak Amal di Masjid Jami Abdurrahman Sudah Terjadi Empat Kali).
Dia berharap kasus ini dapat menjadi sebuah pelajaran. Ketua MUI Badung ini berterimakasih dengan aparat keamanan, dengan begitu dapat meningkatkan hubungannya guna kepentingan keamanan.
Perwakilan Kementerian Agama Bali, Kadir juga menyebut kasus ini sederhana. Tetapi jika dikaitkan dengan SARA maka dampaknya akan lebih meluas.
(Baca Juga: MUI Bali Harap Polisi Profesional atas Kasus Penyerangan Masjid di Jimbaran).
Kasus ini telah ditangani pihak kepolisian agar tidak melebar kemana-mana. Usai mengadakan pengarahan mereka Shalat zuhur berjamaah bersama Pangdam Udayana.