Rabu 09 Dec 2015 15:42 WIB

Tak Hanya Ojek, Lahan Pemakaman Juga Bisa Dipesan via Online

Rep: C26/ Red: Karta Raharja Ucu
Suasana lahan pemakaman karet Bivak, Jakarta, Senin (30/3). (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Suasana lahan pemakaman karet Bivak, Jakarta, Senin (30/3). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung berniat membuat sistem pemesanan lahan kuburan dalam bentuk online. Nantinya, warga Bandung dapat memesan makam lewat aplikasi.

"Kita berencana mau membuat pelayanan pada masyrakat berupa makam online. Jadi masyarakat pada tahu, kita kan ada 13 TPU. Nah dia rumahnya dimana nih nanti dipesan yang dekat," kata Kepala Diskamtam Kota Bandung Arief Prasetiya saat dihubungi, Rabu (9/12).

Peluncuran aplikasi ini menurut Arief, bakal memudahkan warga Bandung menemukan tempat pemakaman umum (TPU) yang kosong. Nantinya pemesanan lewat online akan dihubungkan langsung dengan pengelola TPU.

Dikatakan Arief, tujuan rencana itu agar makam sudah bisa disediakan lebih dahulu oleh pengelola. Jadi tidak perlu repot mengurus ke TPU kemudian baru dipersiapkan.

"Jadi kalau meninggal tinggal pesan saja melalui gadget nanti petugas TPU yang ditujunya membuat petak makamnya," kata dia.

Soal pembayaran, ia berharap bisa dilakukan via transfer bank untuk memudahkan. Jadi, kata dia, anggota keluarga yang kehilangan tidak perlu pusing ataupun bolak-balik TPU untuk mempersiapkan pemakaman. Selain itu akan dihubungkan dengan Dinas Perpajakan dengan ahli waris untuk pembayaran pajak pemakaman.

Rencananya, aplikasi ini mulai berfungsi pada 2017 mendatang. Sebagai langkah awal, pada 2016 akan mulai dilakukan pendataan. Seperti ketersediaan, luas ataupun kapasitas yang dapat ditampung TPU di seluruh Kota Bandung. Agar tidak terjadi kesalahan saat pemesanan.

Warga Panyeleukan, Kota Bandung, Indra Ramadhan menyambut baik rencana tersebut. Menurut Indra, aplikasi itu akan sangat memudahkan pemesanan makam. Terlebih ia mengaku pernah punya pengalaman menyusahkan saat mengurus makam.

"Waktu itu ada saudara yang meninggal pada malam hari. Kontak pengelola TPU susah banget. Dan baru bisa diurus saat paginya. Jadi pas mau dikubur baru digali," kata dia.

Kata dia, tentu saja ini cukup membuat repot. Apalagi ditambah kondisi yang tengah berduka. Dengan memesan terlebih dahulu lewat online, ia berharap tidak ada lagi kesusahan dalam pemesanan makam.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement