REPUBLIKA.CO.ID, KANDAHAR -- Sedikitnya 46 orang tewas dalam bentrokan di bandara kota Kandahar, Afganistan selatan, Rabu (9/12). Korban tewas termasuk adalah personel keamanan, militan Taliban dan warga sipil.
Beberapa orang juga dilaporkan ditangkap sebagai sandera dalam serangan Taliban di bandara Kandahar. Sandera diyakini termasuk wanita dan anak-anak.
Serangan dimulai sejak Selasa lalu. Pejabat mengatakan militan menerobos gerbang utama kompleks. Baku tembak terjadi hingga saat ini dan semua penerbangan dibatalkan.
Bandara tersebut termasuk markas gabungan militer Afganistan dan NATO. Taliban mengonfirmasi serangan di situs yang dibentengi senjata berat tersebut. "Militan memasuki pangkalan udara secara tidak terdeteksi dan memulai serangan pada personel bayaran dan pasukan asing," katanya.
Kementerian Pertahanan Afganistan mengatakan 37 warga sipil dan anggota pasukan keamanan tewas. Korban tewas dari Taliban mencapai sembilan orang. Sebanyak 35 orang lainnya terluka.
Seorang dokter di rumah sakit militer mengatakan pada BBC ada 41 jasad yang dikirim ke rumah sakit, termasuk empat tentara. Koresponden BBC mengatakan serangan ini menunjukan kegagalan besar keamanan Afganistan.
Pasalnya, penyerang bisa menyelundupkan senjata ke area yang seharuskan diamankan Angkatan Bersenjata Nasional Afghanistan. Komandan Militer Kandahar, Sher Shah mengatakan, beberapa militan berbicara bahasa Urdu, bahasa yang sering digunakan Pakistan.
Direktur bandara Kandahar Ahmadullah Faizi mengatakan bahwa sejumlah penumpang yang seharusnya terbang ke India telah terperangkap di dalam bandara.