REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Aneu Rofah Nursyifa
Bila seekor binatang dilahirkan, ia akan tumbuh dan berkembang dengan sifat kebinatangannya. Namun, jika manusia dilahirkan belum tentu ia akan tumbuh dan berkembang dengan sifat kemanusiaannya.
Ada manusia yang tumbuh dengan sifat tikus, merusak dan menggerogoti barang yang bukan miliknya dan bersikap korup. Ada juga manusia dengan sifat anjing, yang tak bisa diberi nasihat, tamak terhadap dunia dan memperturutkan hawa nafsu.
“Tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga).” (QS al-Araf [7]:176).
Lebih daripada itu, ada pula manusia yang lebih sesat dari binatang. “Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (QS al-Furqan [25]:44).
Dari sini dapat kita pahami bahwa wajib hukumnya bagi para orang tua untuk membimbing dan mendidik anak-anaknya agar memiliki akhlak mulia. “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS at-Tahrim [66]:6).
Mendidik, membina, dan membimbing agar anak memiliki akhlak mulia merupakan bagian penting yang harus kita lakukan. Apalah artinya anak kita menjadi ilmuwan, konglomerat, jabatan, dan karier yang tinggi jika mereka tidak memiliki akhlak yang baik.
Tanpa akhlakul karimah semua yang diraih anak-anak kita tidak ada manfaatnya. Dalam ajaran Islam, akhlak menempati tempat yang luhur. Ia merupakan bagian dari misi utama agama ini. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia.” (HR Ibnu Abid-Dunya dan Hakim).
Bila anak-anak kita berperangai baik maka ia merupakan warisan terbaik yang kita berikan kepada mereka. Orang bijak berkata, “Sebaik-baiknya warisan para ayah untuk anak-anaknya adalah nama baik, didikan yang berguna, dan saudara-saudara yang shalih.” (Adabul Mujalasah, hal 106).
Bimbingan yang dapat kita berikan kepada anak-anak kita agar mereka memiliki perilaku yang terpuji lagi luhur, antara lain, pertama, bimbinglah anak-anak kita dengan pemahaman. Artinya, anak-anak kita harus diberi pemahaman akan akhlak terpuji dan akhlak tercela.
Selanjutnya, bimbing mereka agar memahami konsekuensi yang akan mereka terima jika mereka berakhlak baik dan jika mereka berbudi buruk atau tercela.
Kedua, bimbinglah anak-anak kita dengan keteladanan. Artinya, bimbinglah mereka dengan contoh atau keteladanan dari diri kita. Sebab, apa yang mereka lihat dan dengar dari kita akan lebih menerap pada diri mereka. Oleh karena itu, sebagai orang tua penting bagi kita untuk menjadi teladan bagi anak-anak.
Ketiga, bimbinglah anak-anak kita dengan pembiasaan. Artinya, anak kita tidak hanya diberi pemahaman atau teori dan keteladanan saja, mereka juga harus dibimbing untuk dapat terbiasa berperangai baik.
Proses pembiasaan adalah metode yang strategis dalam mendidik anak. Aktivitas yang terus dikerjakan oleh seorang anak akan menjadi kebiasaan dirinya yang tidak bisa dipisahkan lagi.
Semoga dengan upaya yang kita lakukan ini menjadikan anak-anak kita tumbuh dan berkembang dengan sifat kemanusiaannya lagi berbudi pekerti yang tinggi. Amin. Wallahu alam.