Ahad 13 Dec 2015 08:23 WIB

Muhammadiyah Revitalisasi Gerakan Dakwah

Rep: Edy Setyoko/ Red: Agung Sasongko
Muhammadiyah
Muhammadiyah

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Majelis tablig persyarikatan PP Muhammadiyah terus meningkatkan revitalisasi gerakan dakwah. Ini hasil rapat kerja pimpinan Majelis Tablig yang menyerukan adanya pembaharuan gerakan dakwah mulai dari pimpinan pusat, wilayah, daerah, hingga ranting seluruh Indonesia.

''Kita perlu meningkatkan revitalisasi gerakan ketablighan, mulai pada level konsep maupun gerakan nyata,'' kata Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haidar Nasher di Solo, Jateng, Sabtu (12/12).

Menurut Haedar, revitalisasi gerakan tablig dilakukan, agar majelis tabligh makin banyak memproduksi bahan untuk menjadi acuan dalam bimbingan ke Islaman bagi masyarakat di seluruh segmen.

''Masyarakat sangat memerlukan bahan keagamaan yang meneguhkan, tetapi juga mencerahkan,'' tambahanya.

Menurut Haedar, majelis tabligh perlu lebih membangun jaringan yang lebih luas. Bangunan jaringan dilakukan kedalam maupun keluar.

Ini agar peran ketablighan dalam membina keagamaan umat Islam ditengah tantangan yang sangat besar ini, semakin bisa tertangani, terpecahkan dan bersolusi yang praktis. Tetapi, juga mempunyai daya manfaat yang besar bagi umat dalam hidup beragama

Juru dakwah dalam era sekarang, kata Haedar, harus semakin paham terhadap realitas kehidupan sasaran dakwah. Karena, masyarakat semakin heterogen. Dan, hidup dalam suasana beragam, serta kehidupan yang semakin kompleks.

Oleh karena itu, mubaligh Muhammadiyah harus kaya ide, konsep, materi sekaligus kaya rohani. Sehingga berdasarkan itu, mubaligh bisa diterima oleh masyarakat. Juga menyiram dan penggerak kehidupan beragama.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement