REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov berbicara via telepon dengan rekan Irak-nya Ibrahim al-Jaafari, terkait penempatan pasukan Turki di utara Negeri 1001 Malam itu. Menurut Lavrov, tindakan Turki tersebut merupakan serangan yang melanggar hukum.
"Pihak Rusia menyatakan posisinya dalam mendukung kedaulatan dan integritas wilayah Irak," ujar kementerian luar negeri dalam sebuah pernyataan.
Dilansir Al-Arabiya, Irak sebelumnya juga mengajukan banding ke Dewan Keamanan PBB, Jumat (11/12). Mereka menuntut penarikan segera dan tanpa syarat semua pasukan Turki di utara negara itu.
Baghdad mengatakan, kehadiran mereka sebagai pelanggaran mencolok dari hukum internasional. Turki mengerahkan pasukan dan tanknya di utara pekan lalu tanpa izin. Hal ini menurut Irak, memicu keributan diplomatik antara Baghdad dan Ankara.
Turki menegaskan pasukannya di Irak dikerahkan untuk melindungi para pelatih yang bekerja dengan pasukan Irak di wilayah itu. Tapi Baghdad berulang kali menuntut penarikan mereka dan mengeluhkan hal itu kepada Dewan Keamanan PBB.