REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Babylonia tidak menyesal meninggalkan dua anaknya dan pekerjaan sebagai penata rambut untuk bergabung dengan milisi Kristen menghadapi ISIS di Suriah.
"Saya merindukan Limar dan Gabriela, saya juga khawatir mereka kelaparan. Namun saya meyakinkan bahwa saya bertempur untuk melindungi masa depan mereka," ujarnya.
Wanita berusia 36 tahun tersebut merupakan bagian dari Kristen Minoritas Suriah yang tinggal di timur laut negara tersebut. Ia bergabung dengan batalion Kristen wanita Suriah di Provinsi Hasakah yang baru saja dibentuk.
Mereka mengikuti jejak kelompok wanita Suriah lainnya yang terlebih dahulu bertempur dengan ISIS. Hingga saat ini jumlah yang terlibat dalam pasukan Babylonia terbilang kecil Masih. Baru sekitar 50 orang ikut dalam program pelatihan di Al-Qahtaniyeh.
Baca juga, 10 Anak-Anak dan Enam Perempuan Tewas dalam Serangan Rezim Assad.
Ia tak menampik, jika sang suami mendorongnya terlibat dalam pertempuran. Babylonia bergabung dengan pasukan yang baru didirikan Agustus lalu.