Selasa 15 Dec 2015 16:54 WIB

Indonesia Sangat Memerlukan Guru Hebat

Rep: C13/ Red: Winda Destiana Putri
Seorang guru sedang mengajar.
Seorang guru sedang mengajar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VIII DPR RI, Maman Imanulhaq menilai Indonesia sangat memerlukan guru hebat.

Namun hal ini belum bisa terealisasi karena pemerintah nampaknya belum mendukung para guru seutuhnya. Padahal salah satu nawacita pemerintah dalam bidang pendidikan adalah meningkatkan kualitas gurunya.

Maman menyebutkan, salah satu hal yang menyebabkan itu adalah kurikulumnya. "Salah satu bentuknya, yaitu kurikulum yang diganti-ganti," ujar Maman dalam Seminar Nasional Wajib Belajar 12 Tahun di Gedung A, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Jakarta, Selasa (15/12). Selain itu, para peneliti dan guru berprestasi juga kurang mendapatkan penghargaan dari banyak pihak.

Menghadapi situasi itu, Maman berharap masyarakat harus bisa berperan aktif. Masyarakat perlu ikut serta dalam berkomunikasi dengan pemerintah. Pihaknya sendiri juga terus mendorong revisi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sehingga diharapkan wajib belajar 12 tahun bisa memiliki payung hukum.

Maman menambahkan saat ini pemerintah Indonesia memiliki program untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan mutu pendidikan. Salah satu caranya dengan merealisasikan wajib belajar 12 tahun.

Dalam nawacita bidang pendidikan, pemerintah pusat memiliki program agar dapat meningkatkan kualitas manusia. Namun pada nyatanya ciri manusia di Indonesia justru nampak kurang tanggungjawab. Masyarakat lebih mencari cara cepat dalam menggapai tujuannya, Dengan demikian tidak ada peningkatan kualitas manusia yang terjadi signifikan pada diri masyarakat Indonesia.

Pemerintah juga berkomitmen untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing. "Tapi pada faktanya, masyarakat Indonesia kurang memiliki keberanian," ujar Maman. Perihal ini pun menyebabkan masyarakat tidak percaya diri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement