Selasa 15 Dec 2015 22:03 WIB

Menlu AS Tiba di Rusia Demi Transisi Suriah

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menlu AS John Kerry.
Foto: Itv.com
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menlu AS John Kerry.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry tiba di Moskow, Rusia, Selasa (15/12) untuk mempersempit perbedaan dengan presiden Rusia Vladimir Putin atas peran Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam transisi politik. Selain itu juga pandangan soal kelompok-kelompok pemberontak yang harus menjadi bagian dari pembicaraan damai.

Kerry akan berusaha untuk mempersiapkan wilayah untuk putaran ketiga pembicaraan kekuatan dunia di Suriah tengah keraguan mengenai apakah pertemuan New York, Jumat (18/12) akan terjadi.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan Senin bahwa Kerry dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov sepakat prasyarat tertentu yang harus dipenuhi sebelum pertemuan. Namun, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Mark Toner mengatakan, tidak ada prasyarat untuk pertemuan ini.

Rusia adalah salah satu sekutu setia Assad dan meluncurkan serangan udara untuk mendukung pasukan melawan pemberontak pada 30 September itu. Rusia mengatakan hanya orang-orang Suriah dan bukan kekuatan eksternal harus memutuskan nasib politik Assad.

Berbicara sebelum kedatangan Kerry di Moskow, seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan, Kerry juga khawatir tentang pengeboman Rusia terus menerus terhadap pasukan oposisi Suriah yang bukan militan negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Menjelang pembicaraan, Kementerian Luar Negeri Rusia mengeluarkan pernyataan yang mengeluhkan kalau AS tidak siap untuk sepenuhnya bekerja sama dalam perjuangan melawan militan ISIS.

‘’Perlu memikirkan kembali kebijakan membagi teroris yang baik dan buruk,’ ujar kementerian luar negeri Rusia seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Selasa (15/12).

Pertemuan Kerry dengan Putin mengikuti pertemuan pekan lalu di Riyadh, Arab Saudi, yang setuju untuk menyatukan sejumlah kelompok oposisi termasuk ISIS untuk bernegosiasi dengan Damaskus dalam pembicaraan damai Suriah.

Sementara Kerry mengatakan, masih ada yang harus bekerja, terutama hubungannya dengan kelompok yang harus dimasukkan dalam pembicaraan damai. Rusia menolak hasil pertemuan Riyadh, mengatakan beberapa kelompok yang dianggap teroris. Kelompok-kelompok oposisi mengatakan Assad harus meninggalkan kekuasaan pada awal masa transisi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement