REPUBLIKA.CO.ID, BIRMINGHAM -- Pemenang Nobel Perdamaian, Malala Yousafzai mengecam desakan bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republika, Donald Trump yang melarang Muslim memasuki Negeri Paman Sam.
"Komentar itu penuh kebencian dan menyalahkan Muslim dalam terorisme hanya akan lebih meradikalisasi teroris," ujar dia di Birmingham, seperti dikutip dari laman BBC, Rabu (16/12).
Pernyataan itu disampaikan Malala dalam acara memperingati satu tahun sejak serangan Taliban terhadap sebuah sekolah di Peshawar, Pakistan. Serangan itu menewaskan 150 orang, dimana sebagian besar korbannya adalah anak-anak. Pada 2012, Malala sendiri ditembak kepalanya oleh Taliban.
Perempuan berusia 18 tahun itu mendesak para politisi dan media untuk lebih berhati-hati. "Jika tujuan Anda adalah untuk menghentikan terorisme, jangan mencoba untuk menyalahkan seluruh populasi Muslim untuk itu karena tidak bisa menghentikan teroris," katanya.
Pendidikan berkualitas di seluruh dunia, menurut dia perlu diterapkan. Tujuannya untuk mengalahkan pola pikir mentalitas terorisme dan kebencian yang menyebabkan peristiwa seperti serangan Peshawar.