Kamis 17 Dec 2015 20:43 WIB

Pantau Laut Cina Selatan, Australia: Kami tak Tunduk dari Tekanan Cina

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Malcolm Turnbull , Perdana Menteri Australia yang baru menggantikan Tony Abbott.
Foto: aap
Malcolm Turnbull , Perdana Menteri Australia yang baru menggantikan Tony Abbott.

REPUBLIKA.CO.ID,   SYDNEY -- Australia menolak menghentikan penerbangan pengintaian di Laut Cina Selatan, Kamis (17/12). Menteri Pertahanan Australia Marise Payne mengatakan Australia tidak akan tunduk pada tekanan Cina untuk berhenti terbang di atas pulau-pulau sengketa.

Departemen Pertahanan Australia pada Selasa mengatakan salah satu pesawatnya melakukan patroli maritim rutin di Laut Cina Selatan sejak 25 November hingga 4 Desember. Beijing geram dengan kegiatan tersebut yang dinilainya sebagai aktivitas pengintaian.

Payne mengatakan Canberra tidak akan terganggu oleh peringatan dari Beijing. Menurutnya, aktivitas tersebut adalah penerbangan rutin yang menjadi peran Australia untuk membantu menjaga stabilitas dan keamanan regional.

"Kami selalu menavigasi dengan cara konstruktif di wilayah," kata dia pada reporter di Adelaide. Beberapa waktu lalu, surat kabar Cina Global Times memperingatkan Australia yang memasuki wilayah udara dekat area sengketa, sehingga kemungkinan akan ada pembalasan militer dari Cina.

Pesawat militer Australia disarankan sebaiknya tidak rutin datang ke Laut Cina Selatan untuk terlibat dan menguji kesabaran Cina. "Semua orang telah sangat berhati-hati, tapi akan jadi malu jika satu hari ada pesawat jatuh dari langit dan itu milik Australia," kata surat kabar tersebut.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement